Pertentangan Melawan Praxeas

 


Monarkianisme lahir sebagai respon atas istilah “Allah lain” yang disebutkan oleh Yustinus Martir.[1] Aliran ini dimulai di Roma pada saat Viktor diganti oleh Zephyrinus menjabat sebagai uskup Roma tahun 198-217. Yustinus konsisten mengatakan bahwa Kristus bukan manusia biasa tetapi juga Allah, pada saat kelahiran-Nya Ia disembah oleh tiga majus, Kristus dibaptis bukan karena dia membutuhkan-Nya, namun dalam rangka keselamatan manusia.[2] Dia benar-benar lahir dari perawan Maria, dan keperawanan kelahiran-Nya dibedakan dari semua analogi manusiawi oleh karena tidak adanya seorang ayah (ilahi).

 

Namun, Sabelius menyanggah pemikiran Yustinus Martir. Sabelius mengatakan bahwa Bapa dan Putra itu satu dan sama, perbedaan hanyalah pada tata nama untuk menggambarkan aspek-aspek yang berbeda dari pribadi yang sama. Pandangan Sabelius disanggah lagi oleh Hipolitus di Roma. Hipolitus mengatakan bahwa Bapa dan Logos adalah dua Pribadi (person atau prosopon) yang berbeda.[3] Hipolitus menegaskan bahwa selalu ada pluralitas dalam keallahan di mana Allah berdiam dalam kesunyian yang kekal bersama dengan Firman-Nya.[4] Allah tidak serta-merta sendirian, tetapi Dia “berjumlah” dengan keberadaan Firman dan kebijaksanaan-Nya. Dalam keallahan terdapat hanya satu kekuatan yang ada dalam semua pribadi. Hipolitus yang merupakan salah seorang pembela ajaran Trinitas (melawan Noetus) berjuang di Roma.

 

Di antara perdebatan Sabelius dan Hipolitus, muncullah  Kalikstus.[5] Kehadiran Kalikstus justru tidak memberikan kepuasan kebenaran (penganut Sabelius). Menurut Hipolitus, Kalikstus berhasil membedakan posisinya dari pandangan sesat Sabelius dengan mengakui perbedaan nyata antara Bapa dan Putra. Tetapi perbedaannya adalah bahwa Bapa adalah nama Roh Ilahi yang tinggal di dalam Putra yang mengenakan tubuh dalam manusia Yesus. Dibalik kontroversi dengan Hipolitus, Kalikstus justru secara terbuka mengecam pandangan Hipolitus sebagai Ditheisme belaka. Pada tahun 217, Kalikstus menggantikan Zephyrinus sebagai uskup di Roma sehingga kontroversi ini belum berujung.

 

Kontroversi seputar Monarkianisme berlanjut karena rumusan yang disampaikan oleh Kalikstus belum dapat diterima dan senantiasa mengganggu Gereja sepanjang abad III. Dalam hal ini, hadir Tertulianus di Afrika yang merasa bahwa terdapat kebutuhan untuk memerangi Monarkianisme. Niat Tertulianus memerangi kesesatan Monarkianisme semakin diperuncing dengan adanya seorang bernama Praxeas yang menyebarkan ajaran Monarkianisme ekstrem di Afrika. Ajaran Monarkianisme Praxeas menekankan ketunggalan Allah. Praxeas lebih dalam memahami Monarkianisme dengan menekankan bahwa Bapa sendiri yang menderita disalib.[6] Praxeas mempertahankan bahwa nama Bapa dan Putra hanya sebutan yang berbeda dari subjek yang sama, Tuhan yang satu, mengacu pada hubungan di mana Dia sebelumnya berdiri untuk dunia disebut Bapa, tetapi mengacu pada penampakannya dalam manusia disebut Putra.

 

Praxeas seorang Monarkian, berasal dari Asia Kecil dan hidup pada akhir abad II atau awal abad III. Dia percaya pada kesatuan ketuhanan dan dengan keras tidak setuju dengan usaha membagi kepribadian atau kepribadian Bapa, Anak, dan Roh Kudus di dalam Gereja Kristen. Praxeas dalam pandangannya percaya akan kesatuan keallahan. Ia menolak pembedaan dalam keilahian dan membela bahwa segala sesuatunya ada dalam monarki tunggal Allah. Dia dikenal juga berdasarkan karya yang ditulis oleh Tertulianus berjudul Adversus Praxean. Dalam buku itu dikatakan bahwa Praxeas adalah orang yang memulai ajaran sesat Monarki dan Patripasionisme (Patripasionisme adalah ajaran sesat yang menyiratkan penderitaan Bapa, Bapa juga ikut menderita di salib) di Roma tahun 206. Melalui karya tersebut, Tertulianus membela ajaran tentang Allah Tritunggal.

 

Praxeas tinggal dalam waktu yang singkat di Roma untuk menyebarkan ajarannya. Dia datang ke Roma ketika komunitas Montanis didukung beberapa uskup Roma seperti Zephyrinus.[7] Namun sebelum Zephyrinus, Praxeas berhasil mempengaruhi paus Eleutherus.[8] Kemudian Praxeas kembali ke Kartago untuk melakukan dorongan kepada beberapa orang agar dapat mengadopsi ajarannya. Praxeas datang ke Kartago sebelum Tertulianus meninggalkan persekutuan Katolik. Dia mengajarkan doktrin Monarkian di sana, atau setidaknya sebuah doktrin yang oleh Tertulianus dianggap sebagai Monarkian. Ia adalah musuh lama bagi Tertulianus sebab dianggap sebagai pembawa ajaran sesat. Tertulianus menentangnya sebelum tahun 202.

 

Dari beberapa ulasan di atas, penulis dapat merangkum bahwa Tertulianus hidup dalam konteks masyarakat yang majemuk yaitu kekisaran Romawi. Kemajemukan tersebut nampak dalam berbagai bidang kehidupan seperti politik, agama, dan kebudayaan. Dalam bidang politik terdapat masalah penganiayaan orang Kristen, dalam bidang keagamaan terdapat penyembahan berhala, dan dalam bidang budaya terdapat helenisme. Ketiga hal besar ini sangat memberikan pengaruh besar dalam banyak karya yang ia kerjakan semasa hidupnya. Iman Kristen bukan hanya mendapatkan tantangan dari luar, melainkan banyak juga tantangan yang datang dari dalam jemaat Kristen sendiri, misalnya lahirnya aneka ajaran sesat. Sejumlah teolog termasuk Tertulianus dengan gigih mengungkapkan pembelaan di depan para bidah.

 

[1] Henry Chadwick, The Early Church, hlm. 87.

[2] Sebagaimana dipahami oleh Henry Chadwick, The Early Church, hlm. 88.

[3] Sebagaimana dipahami oleh Henry Chadwick, The Early Church, hlm. 87.

[4] Lih. Seperti yang dipahami oleh John. N. D. Kelly, Early Christian Doctrines (London: Adam & Charles Black, 1968), hlm. 111-113.

[5] Kalikstus adalah seorang budak Kristen yang dihukum kerja paksa di penjara Sardina karena dituduh melakukan penggelapan harta tuannya dalam jumlah besar. Kemudian dibebaskan kembali oleh pada saat Marcia, selir Kaisar Commodus, berhasil membelanya. Kemudian dibawah uskup Zephyrinus, Kalikstus ditugasi menjaga kuburan di jalan Appia dekat tempat yang disebut Katakombe. Bdk. Henry Chadwick, The Early Church, hlm. 88.

[6] “In Tertullian’s view Praxeas accomplished two bits of the devil’s business: he expelled the Paraclete and crucified the Father ”. Henry Chadwick mengutip kata-kata Tertulianus, The Early Church, hlm. 89.

[7] Eric Osborn, Tertullian: First Theologian of the West, hlm. 120.

[8] Disarikan dari ‘Dictionary of Christian Biography and Literature to the End of the Sixth Century A.D., with an Account of the Principal Sects and Heresies’ https://www.ccel.org/ccel/wace/biodict.html?term=Praxeas,%20a%20heretic (Diunduh pada 18 Maret 2018, pukul 17.00 WIB)

0 komentar:

Membongkar Kesesatan Gotquestions

Disini saya akan mengutip kata kata dari gotquestions

 

gotquestions mengatakan, bahwa Allah bukan tiga Pribadi, kalo gitu bagaimana dengan ayat di bawah ini

 

Yohanes 14
16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,

 

Yesus meminta kepada Bapa, ternyata Yesus berbohong, karena Dia meminta kepada diriNya sendiri, dan memberikan seorang Penolong yang lain, ternyata Yesus berbohong lagi, karena Yesus memberikan diriNya sendiri

 

disitulah letak kesesatan ajaran gotquestions, yaitu ajaran Oneness Pentacostalism, yaitu ajaran setan dari neraka, untuk membuat orang kristen yang percaya ajaran Oneness ini, binasa di neraka

 

ajaran Oneness Pentacostalism, ajaran yang menolak Allah Tritunggal, yaitu bahwa Allah hanya satu pribadi, bukan tiga pribadi, itu adalah ajaran sesat

 

seperti kutipan dari  gotquestions di bawah ini

 

 

gotquestions mengatakan Allah Tritunggal tidak menyelamatkan, itu membuktikan bahwa  gotquestions penganut aliran oneness pentacostalism, yang menolak ajaran Tritunggal

 

untuk melihat kesesatan ajaran gotquestions, silahkan klik link di bawah ini 

 

https://www.gotquestions.org/Indonesia/trinitarianisme.html


0 komentar:

6 Perbedaan Jumat Agung dan Paskah Dalam Peringatannya

 

Banyak orang yang salah kaprah dalam mengartikan makna Paskah dan Jumat Agung. Tidak hanya orang awam, bahkan tidak sedikit orang Kristen yang belum paham sepenuhnya mengenai makna kedua hari penting itu. Kebanyakan kekeliruan terjadi saat menyebut hari Jumat Agung sebagai hari Paskah, hal ini sering terjadi ketika media cetak menuliskan hari Paskah padahal jika kita melihat konteksnya, kita tahu bahwa yang dimaksud adalah Jumat Agung .

Dan sebagai orang Kristen, seharusnya kita sudah tahu bahwa sebenarnya kedua hari tersebut memiliki makna yang berbeda karena didasarkan pada peristiwa yang berbeda pula. Dan pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan mengenai perbedaan antara Jumat Agung dan Paskah. Langsung saja, berikut uraiannya : 

 

1. Dasar Peristiwa

Jumat Agung

Pertama, saya akan menjelaskan bagaimana dasar peristiwa dari Jumat Agung. Bagi Anda yang masih bingung, secara umum Jumat Agung adalah hari peringatan akan kematian Tuhan Yesus di kayu salib setelah dihina, disiksa, dicambuk, dan diadili.

Mengapa hari Jumat? Hal ini didasarkan oleh berbagai penelitian. Menurut rincian Kitab Suci mengenai Pengadilan Sanhedrin atas Yesus beserta analisis ilmiah yang telah dilakukan, peristiwa penyaliban Yesus kemungkinan terjadi pada hari Jumat walaupun tanggal pastinya tidak diketahui. Dan alasan mengapa disebut sebagai Jumat Agung karena hari ini mengingatkan kita akan arti penebusan dosa dan dan seberapa mahal harga yang perlu dibayar untuk membayar kita semua.

Paskah

Paskah umumnya dirayakan pada hari Minggu, hari ketiga dihitung dari hari Jumat Agung. Sampai sini, tentu kita sudah tahu titik temunya, yaitu bahwa Paskah merupakan hari dimana Yesus dibangkitkan dari kematian.

Kebangkitan ini membuktikan bahwa nubuat nabi-nabi terdahulu benar adanya, yaitu bahwa Yesus adalah Mesias, Sang Juru Selamat. Selain itu, kebangkitan Yesus juga menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah dalam Allah Tritunggal yang hidup dan berkuasa atas maut. Ini merupakan suatu pengharapan bagi kita yang percaya bahwa keselamatan yang diberikan-Nya itu nyata. 

 

2. Makna

Setelah kita mengetahui dasar peristiwa dari hari Jumat Agung dan Paskah, pengetahuan akan semakin lengkap apabila kita memahami makna penting dari kedua hari tersebut. Dan berikut adalah makna hari Jumat Agung dan hari Paskah :

Jumat Agung

  • Bukti kasih Allah

Hari Jumat Agung bukanlah untuk berdukacita, melainkan untuk bersukacita karena cinta yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Karena begitu besar kasih-Nya, Ia rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk dikorbankan.

Pengorbanan Yesus menjadi alasan mengapa kita perlu mengasihi orang lain. Kita mengasihi karena Allah terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya kepada kita melalui Yesus Kristus. Apabila kita menyadari dan merasakan hal ini, maka tidak sulit bagi kita untuk menyalurkan kasih kepada sesama. Orang yang bisa memberikan kasih adalah mereka yang telah menerima kasih.

  • Membangun mentalitas di tengah kesulitan

Peristiwa Yesus memberikan pesan kepada kita semua bahwa hidup ini bukanlah tanpa tujuan dan pasti akan terdapat banyak rintangan di perjalanan. Walau begitu, tentu saja penderitaan bukanlah segalanya dan setelah kita melewati suatu masalah juga bukan suatu akhir. Meskipun kita akan selalu menghadapi masalah, namun tetap ada visi yang perlu kita capai. Itulah hidup dan itulah risiko yang akan selalu ada selama kita masih hidup.

Namun penderitaan Yesus selama di dunia akan selalu menguatkan dan membentuk kita menjadi karakter Kristen sejati. Bahwa apabila kita ingin menjadi pengikut-Nya, kita harus mau memikul salib kita. Itulah cara Allah membentuk kita menjadi pribadi yang tangguh, sehingga kita dapat bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus.

  • Membangun mentalitas pemenang

Seseorang dapat dikatakan pemenang apabila ia telah berhasil melewati ujian atau rintangan. Ini berarti tidak ada yang bisa dikatakan pemenang apabila hidup tanpa masalah. Hal ini juga alasan mengapa banyak yang mengatakan bahwa hidup di dalam Kristus akan membuat kita hidup yang berkemenangan, dimana kita dimampukan untuk menghadapi setiap masalah dan memiliki banyak terobosan hidup.

Jadi, hidup dalam Tuhan bukan menjanjikan kita hidup aman, tentram, dan nyaman, melainkan menjamin bahwa kita akan menjadi pemenang dalam setiap persoalan. Dan bagaimana cara melakukannya, kita bisa mencontoh keteladanan Yesus Kristus. Dia bukan pengecut yang menghindari masalah, melainkan Dia adalah kesatria yang menghadapi setiap tantangan.

Paskah

  • Pengharapan bagi Orang Percaya

Paulus pernah mengatakan bahwa apabila apabila Yesus tidak dibangkitkan maka sia-sia pemberitaan yang Ia beritakan. Hal ini karena apabila Yesus tidak dibangkitkan, maka kita juga tidak akan diselamatkan. Kebangkitan Yesus mengalahkan maut menjadi pengaharapan bagi kita semua bahwa akan ada pelangi sehabis hujan. Sesuatu yang indah akan datang pada waktunya. Asal kita percaya dan hidup berserah kepada Tuhan, kita pasti akan dimampukan untuk melewati setiap masalah.

Kebangkitan Yesus juga membuktikan bahwa maut tidak berkuasa atas Yesus, dan apabila kita beriman dan percaya bahwa Yesus telah menebus kita, maka maut juga tidak akan berkuasa atas kita. Kita adalah manusia merdeka yang hidup berkemenangan di dalam Yesus.

 

Sekian artikel mengenai perbedaan Jumat Agung dan Paskah. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan memberikan pengetahuan kepada pembaca. Terima kasih.

0 komentar:

TRINITARIAN VS ONENESS

 

TRINITARIAN BERDEBAT DENGAN ONENESS PENTACOSTALISM

1.Kelompok Trinitarian ( yaitu mereka yang percaya Allah Trinitas- 3 pribadi ilahi yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus tetapi Satu Hakekat/Substansi /Kodrat ilahi) . Juru bicara yang vocal adalah : Pdt. Muriwali Yanto Matalu, Dr Decky Nggadas, Pdt Esra Alfred Soru. Di Youtube mereka beroposisi dengan sangat gencar melawan  kelompok Oneness Pentacostalism ( Keesaan Pentakosta – yang percaya hanya kepada Satu pribadi Allah dengan 3 cara berada sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus) di wakili oleh Dr Joshua Tewuh dkk).

2.Sebenarnya golongan yang menolak ajaran Allah Trinitas bukan saja Oneness Pentacsotalism (Keesaan Pentakosta) tetapi masih ada benyak aliran dan gereja lain yang akan dipaparkan dalam artikel dibawah ini. Walaupun banyak gereja/aliran ini tetap merupakan minoritas dibandingkan gereja/aliran Trinitarian yang merupakan arus utama dan mayoritas.

 

NON TRINITARIAN (ANTI TRINITARIAN )

https://id.wikipedia.org/wiki/Anti-Tritunggal

Nontrinitarianisme mengacu pada sistem-sistem keyakinan di dalam Kekristenan yang menolak doktrin Kekristenan arus utama mengenai Trinitas (Tritunggal), yaitu, ajaran bahwa Allah merupakan tiga hipostasis atau pribadi berbeda yang sama kekalnya, sederajat, dan bersatu tanpa terpisahkan dalam satu hakikat atau ousia. Kelompok-kelompok tertentu yang timbul selama Reformasi Protestan secara historis dikenal sebagai antitrinitarian atau anti-Tritunggal.

Menurut gereja-gereja yang memandang keputusan konsili-konsili ekumenis adalah final, Trinitarianisme telah dinyatakan secara definitif sebagai doktrin Kristen atau Kristiani pada konsili-konsili ekumenis abad ke-14,[1][2][3] yakni Konsili Nicea I (325), yang menyatakan keilahian sepenuhnya Putra,[4] dan Konsili Konstantinopel I (381), yang menyatakan keilahian Roh Kudus.[5]

Dalam hal jumlah penganut, denominasi nontrinitarian merupakan minoritas kecil dalam Kekristenan modern. Hingga saat ini, tiga denominasi nontrinitarian terbesar adalah Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (“Mormon”), Saksi-Saksi Yehuwa, dan Iglesia ni Cristo, walaupun terdapat sejumlah denominasi lain yang lebih kecil, misalnya KristadelfianChristian ScienceDawn Bible Students AssociationLiving Church of GodPentakostalisme KeesaanMembers Church of God InternationalUnitarian Universalist Christian FellowshipSang Jalan InternasionalThe Church of God International, dan United Church of God.[6]

Pandangan di antara kelompok-kelompok nontrinitarian mengenai kodrat Allah, Yesus dan Roh Kudus, sangat beragam. Pandangan nontrinitarian seperti AdopsionismeMonarkianisme, dan Subordinasionisme telah ada sebelum penetapan resmi doktrin Trinitas pada tahun 325, 381, dan 431, berturut-turut di NiceaKonstantinopel, dan Efesus.[7] Nontrinitarianisme kemudian diperbarui oleh kaum Katar pada abad ke-11 sampai ke-13, dalam gerakan Unitarian selama Reformasi Protestan, dalam Abad Pencerahan pada abad ke-18, dan dalam beberapa kelompok yang timbul selama Kebangunan Besar Kedua pada abad ke-19.

Doktrin Kristen tentang Trinitas tidak terdapat dalam agama Abrahamik besar lainnya  yaitu agama Yudaisme dan Islam.

0 komentar:

Dulu Nabi Muhammad Boleh Digambar

Muslim selalu menganggap menggambar nabi Muhammad adalah hal yang haram. Ada ribut-ribut mengenai adanya gerakan Hari Semua Orang Menggambar Muhammad yang dinilai sangat melecehkan dan membuat muslim marah. Grup facebook yang Menentang Hari
semua Orang Menggambar Muhammad bisa dilihat disini.


Alasan mengapa menggambar nabi Muhammad haram, setelah saya cari-cari saya mendapat dalil-dalilnya antara lain pada hadist-hadist ini:

Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : ALLAH Ta’ala berfirman : Dan siapakah yang lebih dzalim dari mereka yang akan membuat satu ciptaan seperti ciptaan-Ku, maka hendaknya mereka menciptakan satu dzarrah, atau biji, atau gandum.” (Dalam Shahihain, lafadz Riwayat Muslim).

Dari Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Sesungguhnya manusia yang paling keras disiksa di hari Kiamat adalah para tukang gambar (mereka yang meniru ciptaan Allah)". (Shahihain – yakni dalam dua kitab Shahih Bukhari dan Muslim atau biasa disebut muttafaqun ‘alaihi, red)

Dari Ibnu Umar Radiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : "Sesungguhnya orang yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa hari kiamat, dan dikatakan kepada mereka, 'Hidupkanlah apa yang telah kalian buat!’”. (Dalam Shahihain, lafadz Bukhari).

Dari Abu Juhaifah Radiyallahu ‘anhu : “Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam telah melarang dari (memakan) hasil (jual beli) darah, anjing, usaha pelacuran, dan (beliau) telah melaknat pemakan riba, yang menyerahkannya, pembuat tato (gambar tubuh), yang meminta ditato serta tukang gambar.” (HR Bukhari).

Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Siapa yang membuat satu gambar di dunia, dia dibebani (disuruh) untuk meniupkan ruh pada gambar itu dan ia bukan peniupnya (tidak akan mampu meniup ruh untuk menghidupkan gambar tsb, red)”. (Muttafaqun ‘alaihi).


(diambil dari sini )

Tetapi tahukah anda bahwa menggambar nabi itu tidak selamanya haram? Ada masa-masa dimana umat ketika itu masih boleh menggambar nabinya. Silakan cek web ini. Dari banyak contoh-contoh gambar di web itu dan saya tampilkan beberapa disini :

1. Gambar nabi sedang memberikan dakwahnya terdapat pada buku karya al Biruni, seorang ilmuwan Islam dari Persia yang meninggal sekitar abad ke 11. Dalam bukunya The Remaining Signs of Past Centuries memuat gambar nabi Muhammad ini.

Gambar ini koleksi di the Bibliotheque Nationale, Paris (Manuscrits Arabe 1489 fol. 5v)

2. Buku Rashid al-Din dalam bukunya Jami' al-Tawarikh (atau "Compendium of Chronicles")pada abad ke 14 memuat banyak gambar-gambar nabi yang saya ambil dua saja.


Sekarang buku ini menjadi koleksi Perpustakaan Universitas Edinburgh, Scotlandia.

3. Nabi Muhammad berjumpa dengan nabi Ismail, Ishak dan Luth di Surga. Dari buku Pewahyuan Muhammad, ditulis tahun 1436 di Herat, Afghanistan (sekarang ada di the Bibliotheque Nationale, Paris).

Dan masih banyak lagi yang bisa dilihat di web zombietime ini yang juga sumber dari semua gambar-gambar disini.

Fakta-fakta ini seharusnya bisa membuat muslim berkepala dingin. Islam yang asal katanya as-la-ma yang artinya damai seharusnya bisa memperlihatkan kebesaran dan kedamaian hatinya. Marilah muslim mulai mempelajari sejarah, ekonomi, hukum, matematika, astronomi, politik, fisika dan semua ilmu agar menjadi umat yang cerdas juga beriman. Hal ini akan membantu muslim menghadapi cemoohoan-cemoohan dan hinaan yang dihadapi. Sesungguhnya umat yang bodoh dan miskin akan selalu ditindas dan dihina, apapun agama mereka. Lalu tunjukkan lah kepada dunia melalui perbuatan yang bisa memajukan dunia.

Mengenai hukum larangan menggambar nabi, sebaiknya diteliti lagi. Pelajarilah sejarah kembali. Apa keuntungan dan apa kerugiannya ? Apakah itu mempengaruhi iman ? Malahan menurut pendapat pribadi saya, pelarangan yang sangat keras dari muslim untuk gambar nabi Muhammad, yang alasannya karena ketidak bolehan menggambar mahluk hidup (mm...belum pernah difoto? nonton tivi?)dan juga supaya tidak ada pengkultusan terhadap nabi, malahan seakan-akan memperlihatkan pengkultusan itu. Seakan-akan menggambar nabi sama dengan menggambar tuhan, hal yang sama sekali tidak terbayangkan?

Saya ingin share ayat al quran ini yang sungguh indah. Semoga Allah mengampuni kita.

maka makanlah yang halal lagi baik
dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu
dan syukurilah nikmat Allah
jika kamu hanya menyembah kepadaNya.

sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi
dan yang disembelih dengan nama selain Allah
tetapi barang siapa terpaksa
bukan karena menginginkannya
dan tidak melampaui batas
maka sungguh Allah maha pengampun maha penyayang.

dan janganlah kamu mengatakan
terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta
ini halal dan ini haram
untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah
sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah
tidak akan beruntung.

itu adalah kesenangan yang sedikit
dan mereka akan mendapat azab yang pedih
(16:114-117)

0 komentar:

Copyright © 2024 muslim harus tahu