QURAN DIREVISI DI KAIRO Thn 1924

PENULISAN ULANG DI KAIRO 1923/1924

Upaya terakhir untuk menstandarisasi Al-Qur'an dilakukan di Kairo Mesir ditahun 1923/1924. Satu catatan yang unik adalah mushaf Kairo 1924 ini TIDAK DISUSUN DARI NASKAH KUNO YANG MANAPUN, melainkan DIKLAIM mendasarkan pada murni "HAFALAN".

Sumber :
The writing of the Quran and the timing of the mathematical miracle

It was not until the year 1918 when the Muslim scholars, gathered in Cairo, Egypt, and decided to write a standardized edition of the Quran that avoids all the obvious scribes' errors in different editions of the Quran floating in the world and to standardize the numbering f the suras and verses of the Quran. In 1924, they produced the edition of the Quran that later became the standard edition around the world. They depended mainly on the oral transmission of the Quran to correct all the contradiction seen in the different Rasm (Orthography) and numbering of different Qurans

Hingga ditahun 1918 ketika pakar-pakar muslim, berkumpul di Kairo, Mesir dan memutuskan untuk MENULISKAN EDISI STANDARD AL-QUR'AN UNTUK MENGHINDARKAN SEMUA KESALAHAN TULISAN DALAM EDISI AL-QUR'AN YANG SAAT ITU BEREDAR diseluruh dunia dan untuk menstandarkan penomoran surah dan ayat-ayat alQ-ru'an. Di tahun 1924 mereka menerbitkan edisi Al-Qur'an yang kemudian menjadi standar edisi diseluruh dunia. MEREKA SEPENUHNYA MENDASARKAN PADA TRADISI LISAN AL-QUR'AN UNTUK MENGOREKSI SEMUA PERBEDAAN TULISAN DAN PENOMORAN DARI AL-QUR'AN YANG BERBEDA-BEDA.

Ini sangat serius karena menjadikan seluruh TULISAN Al-Qur'an sebelum 1923/1924 adalah SALAH. Salah satu contohnya adalah :

Sumber : https://www.understanding-islam.com/related/history.asp

5. The Extant Samarkand Codex at Tashkent
Many Muslims scholars believe that the Samarkand Codex preserved at the Tashkent Library is the one compiled by `Uthman (rta). A close examinatikon of the text of this mushaf has shown that it cannot be – since IT IS DIFFERENT FROM THE CODEX WE HAVE IN OUR HANDS TODAY.

Banyak pakar muslim mempercayai bahwa kodek Samarkand yang disimpan di perpustakaan Tashkent adalah mushaf yang dikumpulkan oleh Usman. Pemeriksaan cermat terhadap teks mushaf ini membuktikan bahwa mushaf ini bukan mushaf asli Usman karena MUSHAF INI BERBEDA DENGAN KODEKS YANG KITA MULIKI SAAT INI.

Jadi klaim muslim bahwa Al-Qur'an selalu sama tidaklah berdasar. Keseragaman teks dan isi Al-Qur'an baru dicapai setelah tahun 1924 dengan diterbitkannya KARANGAN AL-QUR'AN YANG BARU OLEH ULAMA-ULAMA MUSLIM. HASIL KARYA TAHUN 1924 INILAH YANG KEMUDIAN DIKLAIM SAMA DENGAN YANG DIBACA OLEH NABI MUHAMMAD SAW.

2. BUKTI INTERNAL : QUR'AN MENGKLAIM SEBAGAI KALIMAT ALLAH
Argumen bahwa sebuah buku yang mengaku berasal dari Allah adalah cukup sebagai bukti adalah tidak berdasar. Banyak penulis yang akan mampu melakukannya dan membuat klaim yang serupa. Lagipula dalam Qur'an ada bukti ayat yang mengindikasikan bahwa Qur'an bukanlah kalimat Allah :

Contoh kesatu :
QS 27 : 91 : AKU HANYA DIPERINTAHKAN UNTUK MENYEMBAH TUHAN NEGERI INI (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya- lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Jika Allah yang berbicara, maka siapa lagi Tuhan yang dilayaniNya? Jika ayat diatas adalah kalimat malaikat atau Muhammad maka Qur'an tidak dapat dianggap 100% kalimat Allah.

Contoh kedua :
QS 19 : 64 : DAN TIDAKLAH KAMI (JIBRIL) TURUN, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya- lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.

Terjemahan ditambah kata yang tidak ada yaitu jibril. Jika Allah yang berbicara, maka SIAPA LAGI TUHAN YANG MEMERINTAHKAN ALLAH SWT UNTUK TURUN? Atau jika memang itu kalimat Jibril, maka Qur'an tidak dapat dianggap 100% kalimat Allah.
Contoh ketiga :
QS 113 : 1: Katakanlah : "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh"

QS 114 : 1 : Katakanlah : "Aku berlindung kepada Tuhan manusia"

Jelas kalimat diatas bukanlah kalimat Allah, sehingga oleh editor Al-Qur'an harus ditambahkan KATAKANLAH. Itulah sebabnya ABDULLAH IBN MASUD TIDAK MEMASUKKAN SURAH 113 DAN 114 dengan alasan bahwa sura tersebut berisikan doa yang diucapkan manusia kepada Allah, bukan kalimat Allah yang ditujukan kepada manusia, bahkan dengan penambahan "Katakanlah" sekalipun.

Contoh keempat :
QS 69 : 40 : Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah benar-benar wahyu (ALLAH YANG DITURUNKAN KEPADA) Rasul yang mulia

Perhatikan Kalimat "ALLAH YANG DITURUNKAN KEPADA" (DALAM TANDA KURUNG) tidak ada dalam Al-Qur'an teks bahasa Arab.

Jadi QS 69 : 40 seharusnya berbunyi ASLINYA ADALAH:
“Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah benar-benar WAHYU RASUL yang mulia.” Tanpa menggunakan sisipan kalimat dlm tanda kurung.

Dengan demikian Quran sebenarnya bukan wahyu TUHAN SEMESTA ALAM.

Disini kita bisa melihat bahwa saudara kita umat Islam sibuk utk mengatakan bahwa Alkitab Nasrani Palsu tanpa mengerti eksistensi Alkitab yg tidak sama dengan klaim bahwa Quran itu ditulis langsung oleh TUHAN dari dalam surga. 
Namun mereka lupa bahwa sejarah REVISI Quran di KAIRO thn 1923/1924 menunjukkan bahwa “allah” yg katanya menulis Quran itu banyak salahnya sehingga perlu campur tangan para ulama KAIRO utk membenahi dan melakukan perbaikan atas banyaknya masalah dalam Quran versi Uthman.

205 komentar:

«Terlama   ‹Lebih tua     Lebih baru›   Terbaru»
«Terlama ‹Lebih tua     Lebih baru› Terbaru»

Copyright © 2024 muslim harus tahu