Senin, 24 Februari 2025

 

Lukas 4:12 (TB) Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Luke 4:12 (NET) Jesus answered him, “It is said, You are not to put the Lord your God to the test”

 

Arti dari mencobai Tuhan adalah “Menantang Tuhan dengan meragukan kekuasaan-Nya melalui ucapan-ucapan yang bernada cemoohan kepada Tuhan”.  Hal ini disebabkan oleh hati yang bebal dan tidak percaya kepada Tuhan.  Bangsa Israel berulangkali tidak menjaga mulutnya dari berbuat dosa.  Mereka terpancing dengan situasi sulit dan keadaan lainnya, sehingga mereka berkata: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.”

 

Mencobai TUHAN bisa dilakukan secara langsung dengan kesadaran penuh untuk melawan Allah atau memberontak kepada Allah. Bisa pula diakibatkan oleh diri sendiri karena kurang mengerti, minim dalam pemahaman, akhirnya terbawa dan terjebak dalam arus yang salah. Dan, tanpa sadar, mereka telah mencobai Tuhan. 

 

Pernahkah kita mencobai Tuhan? Kita barangkali mengingkarinya. Tapi fakta menunjukkan bahwa banyak orang Kristen telah mencobai Tuhan, dengan atau tanpa sengaja. Yang lebih menyedihkan, banyak dari mereka yang mencobai Tuhan tetapi menganggapnya sebagai sebuah ekspresi iman yang benar.

 

Dengan klaim alkitabiah, tampillah bermacam-macam tindakan mencobai Tuhan. Sementara yang disebut alkitabiah itu nyaris tidak jelas. Apakah yang dimaksud dengan alkitabiah? Apakah kalau menyitir ayat Kitab Suci lalu sebuah kotbah disebut alkitabiah? Untuk sebuah ayat Alkitab, bisa muncul penafsiran yang beragam dan saling bertolak belakang. Karena itu setialah pada Alkitab. Setialah pada konteks dan latar belakang ayat yang diangkat.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah mengapa kita mau mencobai TUHAN? Apakah faktor yang menyebabkan kita mencobai TUHAN? Ada beberapa faktor yang membuat kita mencobai TUHAN, yakni:

 

Pertama, karena didorong hawa nafsu. Paulus menuliskan bahwa penyebab kita mencobai TUHAN adalah karena ingin memuaskan hawa nafsunya (1 Kor. 10:9). Dengan bertolak dari pengalaman perjalanan bangsa Israel, Paulus memberikan wawasan bagi umat Korintus agar tidak terperangkap dalam kesalahan fatal yang sama. Pengalaman perjalanan bangsa Israel berisi rentetan peristiwa pengkhianatan kehendak Tuhan karena didorong oleh kecenderungan untuk memuaskan hawa nafsu mereka. Untuk memuaskan nafsu mereka, mereka membuat patung dari tuangan emas dan menyembahnya. Beberapa kebiasaan kafir dari Mesir mereka bawa dan praktikkan. Termasuk juga melakukan pesta seks yang merupakan bagian dari ritus kafir. Melalui semuanya ini, mereka mau menunjukkan penentangan mereka pada Allah dengan menganut ajaran dan praktek hidup yang sesat. Mereka berontak dan tak rela tunduk kepada Allah yang sudah memimpin mereka ke luar dari tanah perbudakan Mesir menuju tanah yang dijanjikan, Kanaan.

 

Kedua, karena muncullnya ajaran sesat. Mengapa banyak ajaran sesat muncul? Tak lain karena mereka mau mencobai Allah. Mereka mau meniadakan Tuhan yang utuh dan sejati. Mereka mencoba membongkar-pasang Tuhan dan mendirikan “tuhan” menurut pikiran mereka. Fenomena yang sama terjadi pada zaman kita ini. Christian Sains, Saksi Yehovah, Mormon dan berbagai macam sekte tumbuh subur dalam lingkungan Kristen. Ada Children of God yang asyik dengan pesta seks. 

 

Belakangan ini muncul pula bentuk-bentuk kekristenan yang aneh-aneh yang lagi-lagi mengklaim dirinya sebagai bentuk ekspresif yang paling kristiani. Mereka muncul sebagai gereja, resmi dalam badan tertentu, resmi menyebut Yesus, tetapi dalam konsep yang lain. Ini yang menakutkan! Allah yang seperti apa? Kristus yang seperti apa? Allah yang hanya memuaskan hawa nafsu? Bila demikian, berhati-hatilah! Allah yang diceritakan Alkitab bukanlah Allah yang memuaskan hawa nafsu kita. 

 

Ketiga, karena kita membuat perhitungan dengan TUHAN. Janganlah kita membuat perhitungan dengan Tuhan. Berhentilah mengatakan, “Tuhan, saya tahu, Engkau Allah yang mahakuasa. Buktikanlah kekuasaan-Mu itu dengan mengeluarkan aku dari penyakit ini!” Bila Allah mengabulkan doa kita, sadarlah, hal itu terjadi karena cinta dan kemurahan-Nya. Bukan wujud iman kita yang benar. Allah tidak perlu membuktikan diri kepada kita. Dia tetap Allah sekalipun kita tidak mengakuinya. Dia tetap Allah sekalipun kita meninggalkan-Nya. Dia tidak berubah hanya karena kita berubah. Berhati-hati dan bersikaplah bijak. Jangan menggantikan Allah yang sejati dengan “allah-allah’ yang lain oleh karena hawa nafsu kita seperti yang dilakukan umat Israel. 

 

Keempat, karena kita menuntut bukti. Markus 8:11-13 menunjukkan bentuk tindakan mencobai Tuhan yang lain, yaitu meminta tanda. “Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: ‘Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.”

 

Mereka menuntut bukti. “Buktikanlah bahwa Engkau anak Allah, turunkanlah api dari langit,” kata mereka. Kristus menjadi sedih. Dalam Markus diceritakan bagaimana kemudian Kristus berkata bahwa bagi bangsa atau angkatan ini tidak ada tanda, kecuali tanda Yunus. Tanda Yunus dipahami waktu itu sebagai tanda kebangkitan, tanda kemenangan. Maka Ia pun berkata, “Rubuhkan Bait Allah ini, kemudian Aku akan membangunnya kembali dalam tempo tiga hari.” Dia berbicara tentang kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi orang lain mengejek. Mereka tidak percaya bahwa Kristus-lah anak Allah yang hidup, sekalipun mereka melihat banyak hal yang Dia lakukan. 

 

Mereka menuntut suatu tanda: “Tunjukkan kalau Engkau anak Allah.” Tapi Kristus tak mengabulkan tuntutan mereka. Mengapa? Karena Kristus tidak mau tunduk kepada keinginan mereka yang minta tanda hanya untuk memuaskan keinginan mereka saja. Apakah kalau api turun dari langit lalu mereka akan percaya dan menerima Kristus Yesus? Tidak! Yesus tahu persis itu. Kalau memang mereka mau bertobat, Yesus mau menurunkannya, karena Ia mau semua orang selamat. Akan tetapi, Kristus tahu kedegilan hati mereka. Jangankan api dari langit, sekalipun api menutupi seluruh bumi, mereka tidak akan berubah. Itulah sebabnya Tuhan mengatakan bahwa bangsa ini lebih degil daripada Sodom Gomora. Sodom Gomora memang dibumihanguskan, tetapi itu karena mereka tidak pernah melihat mukjizat. Bangsa Israel begitu degil. Sekalipun orang Israel melihat mukjizat, mereka tetap tidak bertobat.  

 

Seringkali kita menuntut tanda dari Tuhan sebagai prasyarat bagi penyerahan total kita pada Tuhan. Bilapun Tuhan menjawab doa Anda, janganlah Anda berpikir bahwa iman Anda kuat dan hebat. Sebaliknya, hal itu membuktikan kelemahan iman Anda dan Tuhan memahami itu. 

 

Kelima, karena kita memberontak terhadap Allah. Pada Mazmur 78:56 tertulis: “Tetapi mereka mencobai dan memberontak kepada Allah Yang Mahatinggi dan tidak berpegang pada peringatan-Nya.” Ada tiga hal yang ditunjukkan dalam ayat itu: mencobai, memberontak dan tidak berpegang pada peringatan-Nya. Ketiga hal ini mirip, hanya pendekatannya yang berbeda. Semuanya didorong oleh keinginan untuk memuaskan hawa nafsunya dan karena tidak mau percaya pada ketetapan Allah. 

 

Pemberontakan terhadap Allah bisa muncul dalam berbagai rupa. Tidak jarang kita memberontak terhadap Tuhan karena kita merasa kehendak Tuhan itu tidak sejalan dengan keinginan dan harapan kita. Kita lupa bahwa sebagai manusia, kita serba terbatas. Keterbatasan itulah yang membuat kita tidak mampu melihat horison yang lebih jauh dari kemanusiaan kita. Keterbatasan itu seharusnya membuat kita terbuka pada kebesaran Tuhan, bukan malah membatasi Tuhan atau menggantikan posisi Tuhan seperti dilakukan Adam dan Hawa di Taman Eden. Karena ingin seperti Tuhan, perintah-Nya pun dilabrak. 

 

Jangan mencobai Tuhan. Dialah Allah yang menciptakan manusia. Dialah yang menciptakan seluruh alam semesta. Pada-Nya kita harus tunduk, bukan malah mencobai Dia. Belajarlah pasrah (sumeleh) dan menerima apa yang telah ditetapkan-Nya. Bekerja dan berkaryalah semaksimal mungkin. Belajarlah peka pada pimpinan-Nya. Kalau Dia memberi, bersyukurlah! Bila tidak, jangan kecewa! Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita. Jangan mencobai Tuhan. Dia Allah yang maha tahu. Dia tahu hati dan pikiran kita. Dia mengetahui seluruh perjalanan alam semesta. Mengapa kita mau mencobai Dia? Mengapa kita yang terbatas ini ingin mencobai Dia yang tak terbatas? Karena itu, jangan mencobai Tuhan Allah kita karena Dia adalah Allah yang memegang masa depan kita, seluruh manusia dan dunia ini. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN


Selasa, 07 Januari 2025

Kalimat ketiga dari Pengakuan Iman Rasuli ini membawa kita kepada salah satu misteri terbesar sekaligus dua doktrin vital di dalam iman Kristen yaitu doktrin inkarnasi (Yesus, Anak Allah, menjadi manusia) serta doktrin dua natur Kristus. Kita dapat lebih memahami doktrin ini dengan membandingkan pengajaran dari Katolik Roma dengan Reformed berkenaan dengan kalimat ketiga ini.
Katolik Roma memberi penekanan pada kata “anak dara”. Marialah yang menjadi fokus bagi Theologi Katolik Roma. Ia diangkat sedemikian rupa sehingga disebut sebagai “Bunda Allah” atau “Ratu Sorga”. Berbeda dengan Katolik Roma, Reformed menekankan kata “lahir”. Yesuslah yang menjadi fokus bagi Theologi Reformed. Anak Allah yang kekal, yang lebih tinggi dari segala sesuatu, merendahkan diri-Nya sedemikian rupa, turun ke dalam dunia yang penuh sengsara ini.
Meskipun Iman Reformed menolak untuk berfokus kepada Maria, Iman Reformed tetap menyetujui, bahkan menganggapnya sebagai hal yang penting, untuk menyebut Maria sebagai Bunda Allah. Hal ini tentu saja bukan untuk meninggikan Maria, tetapi untuk mempertahankan bahwa Yesus adalah satu Pribadi yang memiliki dua natur (Allah dan manusia). Iman Reformed percaya bahwa yang dilahirkan oleh Maria adalah Allah-manusia. Selain itu, sebutan ini juga menjamin bahwa Yesus benar-benar manusia, yang dilahirkan melalui rahim seorang anak dara, dan bahwa Ia telah turun sampai ke level yang sama dengan manusia.
Namun, kita perlu berhati-hati di sini. Walaupun Yesus sama dengan kita dalam segala hal, ada satu perbedaan penting. Yesus tidak dilahirkan di dalam dosa dan Ia pun hidup tanpa dosa. Itulah sebabnya Pengakuan Iman Rasuli mengatakan Yesus lahir dari anak dara (perawan) Maria yang menunjukkan bahwa Yesus lahir bukan secara biasa seperti kita. Apabila Yesus lahir secara biasa (dari persetubuhan laki-laki dan perempuan), maka Yesus akan memiliki natur manusia berdosa. Sebab, siapa yang lahir dari daging adalah daging (Yoh. 3:6). Hal ini diperkuat oleh pernyataan bahwa Yesus lahir dari Roh Kudus. Maka, Yesus lahir secara kudus (tanpa dosa) dan keadaan tanpa dosa yang dimiliki Yesus ini bukanlah hasil dari kesucian Maria (sebagaimana ide dari Katolik Roma), melainkan karena karya Roh Kudus (Luk. 1:35). Maka, kita menyimpulkan bahwa hanya melalui mujizatlah, yaitu ketika Maria mengandung tanpa disetubuhi suaminya, Yesus dapat lahir sebagai manusia sejati, namun tanpa dosa. Dan dasar dari mujizat ini hanyalah karya Roh Kudus.
Mengapa doktrin ini begitu penting? Karena tanpa doktrin ini, tidak akan ada Injil keselamatan bagi orang berdosa. Kita dapat memahami ini melalui pertanyaan dan jawaban dari Katekismus Besar Westminster: “Mengapa kita memerlukan Pengantara yang sepenuhnya Allah dan juga sepenuhnya manusia?” Kita memerlukan Pengantara yang sepenuhnya Allah agar Ia dapat menjaga natur manusia tidak tertelan oleh murka Allah dan kuasa kematian; memberikan nilai dan kemanjuran dari penderitaan, ketaatan, dan perantaraan-Nya; singkatnya, pekerjaan penyelamatan manusia ini sedemikian besar sehingga tidak ada yang dapat melakukannya kecuali Dia adalah Allah sejati. Namun pada saat yang bersamaan, kita juga memerlukan pengantara yang sepenuhnya manusia agar Ia dapat memulihkan natur kita, menjalankan ketaatan kepada Hukum Taurat, menderita, dan menjadi perantara bagi kita di dalam natur kita; singkatnya, karena manusialah yang memerlukan keselamatan, maka pekerjaan keselamatan ini tidak dapat dilakukan kecuali oleh manusia sendiri.
Pengantara yang dapat memperdamaikan Allah dan manusia, haruslah Allah dan manusia. Dan kedua natur ini harus ada di dalam satu pribadi, sehingga karya yang tepat bagi masing-masing natur ini dapat diterima Allah. Dengan kata lain, Pengantara yang dapat menyelamatkan kita haruslah Dia yang dapat menjangkau Allah dan juga menjangkau manusia. Dan hanya Kristuslah yang dapat melakukannya karena Dia adalah Allah dan manusia, dalam dua natur yang berbeda, di dalam Satu Pribadi, selamanya. (MR)


Senin, 18 November 2024

Disini saya akan membongkar kesesatan islamdalamfakta, seperti gambar di bawah ini

 

 

Disitu dikatakan tidak ada sangkut pautnya dengan Trinitas, padahal itu ayat Trinitas, berarti islamdalamfakta penganut oneness pentacostalism, yaitu penganut ajaran sesat, dari sabelianisme, yang di ajarkan oleh sabelius

 

Untuk melihat kesesatan islamdalamfakta, berikut link urlnya dibawah ini

 

https://islamdalamfakta.blogspot.com/2013/01/yesus-dan-trinitas-tritunggal.html


Selasa, 07 Mei 2024

disini saya akan membongkar kesesatan jikarasul.blogspot.com, yang mengatakan kalo memberitakan Injil, tidak perlu mengunjungi orang, seperti gambar di bawah ini

 


padahal perintah Yesus memberitakan Injil ke seluruh dunia, seperti ayat Alkitab di bawah ini

 

Markus 16
15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.


ayat di atas berkata, beritakan Injil ke seluruh dunia, itu artinya mengunjungi orang

 

kalo jaman sekarang pemberitaan Injil, tidak perlu lagi pake cara manual, jaman sekarang jaman internet, pemberitaan Injil bisa di lakukan melalui media internet, menggunakan sosial media, atau blogspot, seperti yang saya lakukan ini

 

jikarasul.blogspot berkata, memberitakan Injil dengan mengatakan TIDAK PADA KORUPSI!, terus apa beda nya dengan atheis, yang sama sama mengatakan tidak pada korupsi

 

jikarasul.blogspot berkata, memberitakan Injil dengan saudara bisa menjadi berkat dengan cara menjadi dokter yang baik, yang tidak menomor satukan biaya, yang lebih peduli akan kesehatan dan kesembuhan pasien tanpa memandang latar belakang pasien yang kaya atau miskin, terus apa bedanya dengan atheis, yang melakukan hal yang sama

 

jikarasul.blogspot berkata, memberitakan Injil dengan  saudara bisa menjadi berkat dengan cara tidak mengambil untung yang berlebihan, jujur dan ramah, terus apa bedanya dengan atheis, yang melakukan hal yang sama

 

bahkan atheis pun lebih bermoral, dari pada orang yang beragama atau bertuhan

 

terus pemberitaan Injil yang benar bagaimana ?

 

perkenalkan Tuhan Yesus kepada semua orang, cukup itu saja pemberitaan Injil, barang siapa yang menolak, tidak di selamatkan, barang siapa yang menerima, di selamatkan

 

jadi perkataan jikarasul.blogspot, celakalah aku jika tidak menginjil, tertuju kepada dirinya sendiri 


untuk melihat kesesatan jikarasul.blogspot.com ada link di bawah ini

 

https://jikarasul.blogspot.com/2014/02/celaka-jika-tidak-memberitakan-injil.html


Kamis, 15 Februari 2024

 

Istilah Tritunggal atau Trinitas tidak terdapat di dalam Alkitab. Itu masuk ke dalam dunia kekristenan diperkirakan sekitar tahun 325 M, melalui konsili di Nicea. Akan tetapi prinsip Tritunggal kita terima dalam keyakinan kita. Kita harus memuliakan dan meninggikan Yesus Kristus, karena itu adalah pekerjaan Roh Kudus (Yohanes 16:14). Dan Roh Kudus akan menuntun kita ke dalam seluruh Kebenaran. Ada 3 Pribadi Allah yang Esa, seperti disebutkan dalam kitab 1 Yohanes 5:7, “ada 3 saksi di dalam Sorga yaitu Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.”

 

Bilamana kita menolak Tritunggal, kita menerima keberadaan Allah itu sama seperti orang Yahudi. Percaya Allah yang Maha Esa, tetapi menolak Yesus Anak Allah dan Roh Kudus. Yesus mengajarkan dan mempermuliakan Bapa-Nya, yaitu Allah semesta alam, dan Roh Kudus yang menggantikan Dia dan melanjutkan pekerjaan-Nya di dalam dunia ini. Memang Keallahan adalah satu misteri besar yang tidak dapat dimengerti oleh hikmat manusia tetapi dapat diimani melalui penerangan Roh Kudus sebagaimana dituliskan di dalam kitab Ulangan 29:29: “hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita ...”.

 

Ada yang mencoba menjelaskan Allah yang bekerja di Perjanjian Lama adalah Allah Bapa dan yang menjelma jadi manusia disebut Allah Anak; Allah yang turun ke dunia dan menjelma dalam gereja-Nya, yakni setiap orang yang memiliki Yesus Kristus, disebut Roh Allah. Itu adalah ajaran sesat dari Oneness Pentacostalisme

 

Namun, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus adalah tiga Pribadi yang kekal, yang memiliki unsur yang sama, tabiat yang sama dan misi yang sama untuk menyelamatkan umat manusia yang berdosa, dan yang telah bekerja bersama-sama di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Itu sebabnya Yesus berkata, “Baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19) karena baptisan adalah penerimaan kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus (Roma 6:3,4); dan, di saat yang sama kita menerima Bapa, Anak dan Roh Kudus. Nama Allah juga disebutkan di dalam Alkitab sebagai “Elohim” sebanyak 2500 kali , “Adonai” 230 kali, dan “El-Shaddai” sebanyak 48 kali dan semuanya berbentuk jamak, atau lebih dari satu.

 

Berikut ini adalah beberapa hal yang Alkitab katakan mengenai Allah Tritunggal.

  1. Allah menggunakan kata ”Kita”, pasti lebih dari satu Pribadi (Kejadian 1:26, 11:2; Yesaya 6:8).

  2. Dewan musyawarah TUHAN (Yeremia 23:18, 22). Dewan pasti lebih dari satu.

  3. Anak Allah (Mazmur. 2:7,12; Amsal 30:4; Daniel 3:35; Matius 3:17; 17:5; Lukas 1:32,35).

  4. Allah Tritunggal dalam Perjanjian Baru (Matius 3:16, 17; Yohanes 14:16, 26, 15:26; Kisah 7:55; 2 Kointus. 13:14; 1 Yohanes 5:7).

  5. Yesus bersama dengan Bapa-Nya (Yohanes 1:1, 2, 14; Kisah 7:55).

  6. Allah Bapa menyaksikan tentang Anak Allah (Matius 3:17, 17:5).

  7. Allah Maha Esa dalam wujud tiga Pribadi (Yohanes 17:22).

  8. Ketika Yesus dibaptiskan ketiga Pribadi Keallahan hadir. (Matius 3:16, 17).

     

Kesimpulan: Allah Yang Esa, (composite) Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah tiga Pribadi keallahan yang memiliki zat, sifat dan kasih serta misi yang sama. Allah Tritunggal hanya dapat diterima dan dipahami melalui iman, di bawah tuntunan Roh Kudus.

 

Tuhan Yesus memberkati selalu


Senin, 06 Juni 2022

Disini saya akan mengutip kata kata dari gotquestions

 

gotquestions mengatakan, bahwa Allah bukan tiga Pribadi, kalo gitu bagaimana dengan ayat di bawah ini

 

Yohanes 14
16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,

 

Yesus meminta kepada Bapa, ternyata Yesus berbohong, karena Dia meminta kepada diriNya sendiri, dan memberikan seorang Penolong yang lain, ternyata Yesus berbohong lagi, karena Yesus memberikan diriNya sendiri

 

disitulah letak kesesatan ajaran gotquestions, yaitu ajaran Oneness Pentacostalism, yaitu ajaran setan dari neraka, untuk membuat orang kristen yang percaya ajaran Oneness ini, binasa di neraka

 

ajaran Oneness Pentacostalism, ajaran yang menolak Allah Tritunggal, yaitu bahwa Allah hanya satu pribadi, bukan tiga pribadi, itu adalah ajaran sesat

 

seperti kutipan dari  gotquestions di bawah ini

 

 

gotquestions mengatakan Allah Tritunggal tidak menyelamatkan, itu membuktikan bahwa  gotquestions penganut aliran oneness pentacostalism, yang menolak ajaran Tritunggal

 

untuk melihat kesesatan ajaran gotquestions, silahkan klik link di bawah ini 

 

https://www.gotquestions.org/Indonesia/trinitarianisme.html



Minggu, 09 April 2017

PENULISAN ULANG DI KAIRO 1923/1924

Upaya terakhir untuk menstandarisasi Al-Qur'an dilakukan di Kairo Mesir ditahun 1923/1924. Satu catatan yang unik adalah mushaf Kairo 1924 ini TIDAK DISUSUN DARI NASKAH KUNO YANG MANAPUN, melainkan DIKLAIM mendasarkan pada murni "HAFALAN".

Sumber :
The writing of the Quran and the timing of the mathematical miracle

It was not until the year 1918 when the Muslim scholars, gathered in Cairo, Egypt, and decided to write a standardized edition of the Quran that avoids all the obvious scribes' errors in different editions of the Quran floating in the world and to standardize the numbering f the suras and verses of the Quran. In 1924, they produced the edition of the Quran that later became the standard edition around the world. They depended mainly on the oral transmission of the Quran to correct all the contradiction seen in the different Rasm (Orthography) and numbering of different Qurans

Hingga ditahun 1918 ketika pakar-pakar muslim, berkumpul di Kairo, Mesir dan memutuskan untuk MENULISKAN EDISI STANDARD AL-QUR'AN UNTUK MENGHINDARKAN SEMUA KESALAHAN TULISAN DALAM EDISI AL-QUR'AN YANG SAAT ITU BEREDAR diseluruh dunia dan untuk menstandarkan penomoran surah dan ayat-ayat alQ-ru'an. Di tahun 1924 mereka menerbitkan edisi Al-Qur'an yang kemudian menjadi standar edisi diseluruh dunia. MEREKA SEPENUHNYA MENDASARKAN PADA TRADISI LISAN AL-QUR'AN UNTUK MENGOREKSI SEMUA PERBEDAAN TULISAN DAN PENOMORAN DARI AL-QUR'AN YANG BERBEDA-BEDA.

Ini sangat serius karena menjadikan seluruh TULISAN Al-Qur'an sebelum 1923/1924 adalah SALAH. Salah satu contohnya adalah :

Sumber : https://www.understanding-islam.com/related/history.asp

5. The Extant Samarkand Codex at Tashkent
Many Muslims scholars believe that the Samarkand Codex preserved at the Tashkent Library is the one compiled by `Uthman (rta). A close examinatikon of the text of this mushaf has shown that it cannot be – since IT IS DIFFERENT FROM THE CODEX WE HAVE IN OUR HANDS TODAY.

Banyak pakar muslim mempercayai bahwa kodek Samarkand yang disimpan di perpustakaan Tashkent adalah mushaf yang dikumpulkan oleh Usman. Pemeriksaan cermat terhadap teks mushaf ini membuktikan bahwa mushaf ini bukan mushaf asli Usman karena MUSHAF INI BERBEDA DENGAN KODEKS YANG KITA MULIKI SAAT INI.

Jadi klaim muslim bahwa Al-Qur'an selalu sama tidaklah berdasar. Keseragaman teks dan isi Al-Qur'an baru dicapai setelah tahun 1924 dengan diterbitkannya KARANGAN AL-QUR'AN YANG BARU OLEH ULAMA-ULAMA MUSLIM. HASIL KARYA TAHUN 1924 INILAH YANG KEMUDIAN DIKLAIM SAMA DENGAN YANG DIBACA OLEH NABI MUHAMMAD SAW.

2. BUKTI INTERNAL : QUR'AN MENGKLAIM SEBAGAI KALIMAT ALLAH
Argumen bahwa sebuah buku yang mengaku berasal dari Allah adalah cukup sebagai bukti adalah tidak berdasar. Banyak penulis yang akan mampu melakukannya dan membuat klaim yang serupa. Lagipula dalam Qur'an ada bukti ayat yang mengindikasikan bahwa Qur'an bukanlah kalimat Allah :

Contoh kesatu :
QS 27 : 91 : AKU HANYA DIPERINTAHKAN UNTUK MENYEMBAH TUHAN NEGERI INI (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya- lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Jika Allah yang berbicara, maka siapa lagi Tuhan yang dilayaniNya? Jika ayat diatas adalah kalimat malaikat atau Muhammad maka Qur'an tidak dapat dianggap 100% kalimat Allah.

Contoh kedua :
QS 19 : 64 : DAN TIDAKLAH KAMI (JIBRIL) TURUN, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya- lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.

Terjemahan ditambah kata yang tidak ada yaitu jibril. Jika Allah yang berbicara, maka SIAPA LAGI TUHAN YANG MEMERINTAHKAN ALLAH SWT UNTUK TURUN? Atau jika memang itu kalimat Jibril, maka Qur'an tidak dapat dianggap 100% kalimat Allah.
Contoh ketiga :
QS 113 : 1: Katakanlah : "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh"

QS 114 : 1 : Katakanlah : "Aku berlindung kepada Tuhan manusia"

Jelas kalimat diatas bukanlah kalimat Allah, sehingga oleh editor Al-Qur'an harus ditambahkan KATAKANLAH. Itulah sebabnya ABDULLAH IBN MASUD TIDAK MEMASUKKAN SURAH 113 DAN 114 dengan alasan bahwa sura tersebut berisikan doa yang diucapkan manusia kepada Allah, bukan kalimat Allah yang ditujukan kepada manusia, bahkan dengan penambahan "Katakanlah" sekalipun.

Contoh keempat :
QS 69 : 40 : Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah benar-benar wahyu (ALLAH YANG DITURUNKAN KEPADA) Rasul yang mulia

Perhatikan Kalimat "ALLAH YANG DITURUNKAN KEPADA" (DALAM TANDA KURUNG) tidak ada dalam Al-Qur'an teks bahasa Arab.

Jadi QS 69 : 40 seharusnya berbunyi ASLINYA ADALAH:
“Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah benar-benar WAHYU RASUL yang mulia.” Tanpa menggunakan sisipan kalimat dlm tanda kurung.

Dengan demikian Quran sebenarnya bukan wahyu TUHAN SEMESTA ALAM.

Disini kita bisa melihat bahwa saudara kita umat Islam sibuk utk mengatakan bahwa Alkitab Nasrani Palsu tanpa mengerti eksistensi Alkitab yg tidak sama dengan klaim bahwa Quran itu ditulis langsung oleh TUHAN dari dalam surga. 
Namun mereka lupa bahwa sejarah REVISI Quran di KAIRO thn 1923/1924 menunjukkan bahwa “allah” yg katanya menulis Quran itu banyak salahnya sehingga perlu campur tangan para ulama KAIRO utk membenahi dan melakukan perbaikan atas banyaknya masalah dalam Quran versi Uthman.

BTemplates.com

FOLLOW US

Popular Posts