Kalimat ketiga dari Pengakuan Iman Rasuli ini membawa kita kepada salah
satu misteri terbesar sekaligus dua doktrin vital di dalam iman Kristen
yaitu doktrin inkarnasi (Yesus, Anak Allah, menjadi manusia) serta
doktrin dua natur Kristus. Kita dapat lebih memahami doktrin ini dengan
membandingkan pengajaran dari Katolik Roma dengan Reformed berkenaan
dengan kalimat ketiga ini.
Katolik Roma memberi penekanan pada kata “anak dara”. Marialah yang
menjadi fokus bagi Theologi Katolik Roma. Ia diangkat sedemikian rupa
sehingga disebut sebagai “Bunda Allah” atau “Ratu Sorga”. Berbeda dengan
Katolik Roma, Reformed menekankan kata “lahir”. Yesuslah yang menjadi
fokus bagi Theologi Reformed. Anak Allah yang kekal, yang lebih tinggi
dari segala sesuatu, merendahkan diri-Nya sedemikian rupa, turun ke
dalam dunia yang penuh sengsara ini.
Meskipun Iman Reformed menolak untuk berfokus kepada Maria, Iman
Reformed tetap menyetujui, bahkan menganggapnya sebagai hal yang
penting, untuk menyebut Maria sebagai Bunda Allah. Hal ini tentu saja
bukan untuk meninggikan Maria, tetapi untuk mempertahankan bahwa Yesus
adalah satu Pribadi yang memiliki dua natur (Allah dan manusia). Iman
Reformed percaya bahwa yang dilahirkan oleh Maria adalah Allah-manusia.
Selain itu, sebutan ini juga menjamin bahwa Yesus benar-benar manusia,
yang dilahirkan melalui rahim seorang anak dara, dan bahwa Ia telah
turun sampai ke level yang sama dengan manusia.
Namun, kita perlu berhati-hati di sini. Walaupun Yesus sama dengan kita
dalam segala hal, ada satu perbedaan penting. Yesus tidak dilahirkan di
dalam dosa dan Ia pun hidup tanpa dosa. Itulah sebabnya Pengakuan Iman
Rasuli mengatakan Yesus lahir dari anak dara (perawan) Maria yang
menunjukkan bahwa Yesus lahir bukan secara biasa seperti kita. Apabila
Yesus lahir secara biasa (dari persetubuhan laki-laki dan perempuan),
maka Yesus akan memiliki natur manusia berdosa. Sebab, siapa yang lahir
dari daging adalah daging (Yoh. 3:6). Hal ini diperkuat oleh pernyataan
bahwa Yesus lahir dari Roh Kudus. Maka, Yesus lahir secara kudus (tanpa
dosa) dan keadaan tanpa dosa yang dimiliki Yesus ini bukanlah hasil dari
kesucian Maria (sebagaimana ide dari Katolik Roma), melainkan karena
karya Roh Kudus (Luk. 1:35). Maka, kita menyimpulkan bahwa hanya melalui
mujizatlah, yaitu ketika Maria mengandung tanpa disetubuhi suaminya,
Yesus dapat lahir sebagai manusia sejati, namun tanpa dosa. Dan dasar
dari mujizat ini hanyalah karya Roh Kudus.
Mengapa doktrin ini begitu penting? Karena tanpa doktrin ini, tidak
akan ada Injil keselamatan bagi orang berdosa. Kita dapat memahami ini
melalui pertanyaan dan jawaban dari Katekismus Besar Westminster:
“Mengapa kita memerlukan Pengantara yang sepenuhnya Allah dan juga
sepenuhnya manusia?” Kita memerlukan Pengantara yang sepenuhnya Allah
agar Ia dapat menjaga natur manusia tidak tertelan oleh murka Allah dan
kuasa kematian; memberikan nilai dan kemanjuran dari penderitaan,
ketaatan, dan perantaraan-Nya; singkatnya, pekerjaan penyelamatan
manusia ini sedemikian besar sehingga tidak ada yang dapat melakukannya
kecuali Dia adalah Allah sejati. Namun pada saat yang bersamaan, kita
juga memerlukan pengantara yang sepenuhnya manusia agar Ia dapat
memulihkan natur kita, menjalankan ketaatan kepada Hukum Taurat,
menderita, dan menjadi perantara bagi kita di dalam natur kita;
singkatnya, karena manusialah yang memerlukan keselamatan, maka
pekerjaan keselamatan ini tidak dapat dilakukan kecuali oleh manusia
sendiri.
Pengantara yang dapat memperdamaikan Allah dan manusia, haruslah Allah
dan manusia. Dan kedua natur ini harus ada di dalam satu pribadi,
sehingga karya yang tepat bagi masing-masing natur ini dapat diterima
Allah. Dengan kata lain, Pengantara yang dapat menyelamatkan kita
haruslah Dia yang dapat menjangkau Allah dan juga menjangkau manusia.
Dan hanya Kristuslah yang dapat melakukannya karena Dia adalah Allah dan
manusia, dalam dua natur yang berbeda, di dalam Satu Pribadi,
selamanya. (MR)
Selasa, 07 Januari 2025
Januari 07, 2025
muslim harus tahu
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Posting Komentar