Perbuatan Muslim yang mengkhianati kawan² dan saudara² di rumah
mereka sendiri atas perintah Muhammad merupakan perbuatan keji yang tak
terperikan. Merekrut seorang Muslim untuk membunuh bapak sendiri
merupakan perbuatan terkutuk, dan hanya setan saja yang bisa
mengeluarkan perintah seperti itu. Apakah yang mendorong perbuatan
rendah akhlak seperti ini? Penelitian akan kebangkitan Islam menunjukkan
bahwa di belakang Muhammad terdapat kekuatan gaib dari agama Jin Arab.
Para setan dan jin Arab menulis puisi dan prosa berirama untuk
mempengaruhi orang² Arab. Karena orang² Arab menyukai puisi dan
sentimentalitas, maka mereka mudah terpengaruh. Para setan diketahui
suka menyuarakan tangisan dalam bentuk puisi, dan ini dikenal dengan
istilah Hawatif, yang bisa didengar oleh orang² yang mempraktekkan
perdukunan dan berhubungan dengan para setan dan jin. Setelah Muhammad
hijrah ke Medina, para jin dan setan melafalkan berbagai Hawatif yang
memuji para ketua kedua suku Aws dan Khazraj yang telah membuat
perjanjian dengan Muhammad. [44]
[44] Halabieh 2, hal. 229
Hawatif,
hasil karya para jin dan setan, dilafalkan untuk memuji dan mendorong
para ketua suku seperti Muhammad dan Sa’d bin Maath dari suku Aws, dan
Sa’d bin Ubaidah dari suku Khazraj. [45]
[45] Halabieh 2, hal. 229
Hal
lain yang menunjukkan hubungan antara Muhammad dengan para Kahin
(dukun² Arab) adalah karena Muhammad terus saja berkonsultasi dengan
mereka dan agama Jin Arab, meskipun dia telah mengaku sebagai nabi.
Salah satu kahin bernama Saf bin Sayyad yang berkata, “Setannya telah
memberinya keterangan tentang rahasia² terselubung dan berita² dunia.”
[46] Dia seringkali meramal masa depan melalui bisikan setannya. Sayyad
mengaku sebagai nabi Allah, sama seperti yang dilakukan berbagai kahin
di jaman Muhammad. [47] Buku² biografi Muhammad melaporkan bahwa
Muhammad kembali ke kahin ini untuk mendapatkan nasehat. Dikatakan bahwa
Muhammad mencari terus sampai akhirnya dia menemukan Saf bin Sayyad
agar bisa berkonsultasi dengannya. [48] Hal ini menunjukkan bahwa
Muhammad mencari petunjuk dari pak dukun Saf bin Sayyad, dan bahwa
Muhammad tahu betul bahwa Sayyad memiliki seorang setan yang suka
membisikinya. [49] Hal ini menunjukkan besarnya ketergantungan Muhammad
pada para dukun agama Jin Arab dalam mencari petunjuk. Al-Bukhari
melaporkan bahwa Muhammad dan umatnya membayar Saf bin Sayyad ketika
menemuinya.
[46] Sahih al-Bukhari, 7:113,114, 215 ; al-Raud al-anf 1, hal. 137
[47] Al-Bukhari 7, hal. 113,114; al-Raud al-anf, 1, hal. 137; Kata Pengantar untuk Ibn Khaldun 1, hal. 95
[48] Al-Bukhari 7, hal. 113,114; Zad al- Muslim 2, hal. 104
[49] al-Raud al-anf, 1, hal. 135
Agama Jin Arab menggunakan Monotheisme untuk Menentang Agama Kristen
Di
jaman Muhammad, banyak kahin agama Jin Arab yang mengaku sebagai nabi
Allah. Mereka mencari cara untuk menentang agama Kristen. Sebagian dari
mereka lalu mempromosikan “slogan² monotheisme” yang bertolak-belakang
dengan monotheisme dari Alkitab, yang telah menjadi ancaman bagi agama
mereka. Monotheisme agama Jin berdasarkan pada Allah, yang dikenal di
Arabia sebagai bintang terbesar yang muncul di paruh ketiga setiap
malam. Muhammad juga berkata, “Tuhan kami muncul di horison langit di
paruh ketiga setiap malam.” [50] Sekarang kita ketahui bahwa bintang
yang dimaksud itu adalah planet Venus. Dari keterangan ini diketahui
bahwa agama Jin Arab menyerap pemujaan bintang untuk menentang
monotheisme Alkitab. Jin menjadi agen penting dalam melayani Allah.
Konsep jin-setan sebagai pembantu Allah yang berguna ditemukan di
berbagai Sura dan ayat² Qur’an.
[50] Sahih al-Bukhari, 2, hal. 47
Para
kahin yang mengaku sebagai nabi ternyata saling mendukung satu sama
lain. Setelah berkonsultasi dengan Saf bin Sayyah, Muhammad bertanya
padanya apakah Saf percaya dirinya (Muhammad) adalah seorang nabi, dan
Saf menjawab “ya.” Lalu Saf bin Sayyah bertanya pada Muhammad apakah dia
percaya bahwa Saf bin Sayyad adalah seorang nabi Allah. Muhammad
menjawab, “Aku percaya pada Allah dan nabi²nya,” dan jawaban ini berarti
Muhammad mengakui Saf bin Sayyad sebagai salah satu nabi Allah. [51]
Umar bin al-Khattab, yang nantinya menjadi Kalifah kedua Islam, meminta
ijin pada Muhammad agar dia bisa memukul leher Saf bin Sayyah karena
telah mengaku sebagai nabi Allah, sama seperti Muhammad. Tapi Muhammad
menjawab Umar, “Jika dia adalah nabi Allah, kau tak berkuasa atasnya.”
[52] Jawaban Muhammad ini menunjukkan bahwa dia menghormati Saf bin
Sayyad. Dia percaya pada kemungkinan bahwa Saf bin Sayyad adalah nabi
Allah, dan memperingatkan Umar untuk tidak menyakitinya. Hal ini juga
menunjukkan bahwa Muhammad, yang awalnya mengakui sebagai nabi, percaya
pada jenis monothesime yang dipraktekkan oleh Saf bin Sayyad, yang
menganut agam Jin Arab. Agama Jin Arab ini menampilkan berbagai kahin
sebagai nabi yang mengajarkan monotheisme versi mereka sendiri. Dukungan
Muhammad pada para kahin menunjukkan bahwa Muhammad merupakan salah
satu nabi agama Jin yang mengakui monotheisme versi mereka.
[51] Sahih al-Bukhari, 7, hal. 113, 215
[52] Sahih al-Bukhari, 7, hal. 114
Para Kahin Mendukung Muhammad dan Mempromosikan Islam
Buku²
biografi Muhammad melaporkan sebagai berikut: “Sebagian kahin Arab
memiliki pengaruh dan peranan penting dalam mempersiapkan suku² mereka
untuk menerima Islam.” [53] Diantara para kahin utama yang mendukung
Muhammad adalah kahin jin-setan Khatir bin Malik. Dialah dukun paling
terkenal dari suku Bani Lahib. [54] Dukun/kahin lain yang sama
berbahayanya dan juga mendukung Muhammad adalah Satih. [55] Al-Halabiyah
melaporkan, “Satih adalah salah satu ketua para kahin, yang merupakan
orang berpengetahuan luas tentang perdukunan dan imamat Jin.” [56]
[53]
Al Raud al-anf 1, hal. 137; Al-Nuwayri, Nihayat al-arab fi funun
al-adab, 3; hal. 124 ; Tashkibri Zadeh, Miftah Al Saadeh 1, hal. 113;
Subuh Al Aasha 1, hal. 398
[54] Halabieh 1, hal. 139
[55] Al Raud Al-anf 1, hal. 18
[56] Halabieh I, hal. 122
Kahin
lain yang juga mendukung Muhammad adalah Swad bin Kharib al-Dusi, yang
merupakan kahin terkenal di Arabia. Dia memiliki seekor setan yang
sering muncul di hadapannya, dan dia terkenal pandai meramal masa depan,
melalui bantuan dari setannya. Orang² Arab terbiasa menguji setan
seorang kahin sebelum konsultasi pada sang kahin. Orang yang menguji
akan mengajukan sebuah teka-teki atau kata rahasia, dan orang ini akan
bertanya apakah sang dukun tahu teka-teki atau kata rahasia tersebut.
Dukun lalu menanyakan jawabannya pada setannya. Swad dengan seketika
bisa menebak dengan tepat teka-teki atau kata rahasia tersebut. [57]
Kita bisa melihat dengan mudah bahwa para kahin/dukun, melalui setan²
mereka, merupakan agen² yang mempromosikan pengakuan Muhammad. [58]
[57] Al Raud al-anf 1, hal. 139 ; Nuzhat al-Jalis 1, hal. 177
[58] Ibn Hisham 1, hal. 166
Setelah
Muhammad hijrah ke Medina, banyak kahin yang bergabung dan berperang
bersamanya. Mereka mengikutinya dalam berbagai peperangan dengan suku²
Arab, dan mencoba mengajak orang² untuk memeluk Islam. Diantara para
kahin yang berjuang bersama Muhammad adalah Amru bin al-‘hamiq عمرو بن
الحمق . [59] Hal ini menunjukkan pentingnya para penganut agama Jin Arab
untuk bergabung bersama Muhammad, sebagai wakil sukses agama mereka
dalam melawan agama Kristen dengan cara menyebarkan versi monotheisme
yang berbasis pada Allah.
[59] Ibn Darid, Al-Ishtiqaq, hal. 279; Ibn Hajar, al-Isaabah 2, hal. 526
Agama Jin Arab Bersatu dengan agama Islam Muhammad menjadi Agama Klenik Arab yang Baru
Di
masa lalu, agama Jin Arab menyebut berbagai dukun/kahin mereka sebagai
nabi² Allah. Tapi karena suksesnya penyerangan militer yang dilakukan
Muhammad untuk menundukkan suku² Arab di bawah Islam, maka para penganut
agama Jin lalu mengganti strategi mereka dengan cara menyatukan seluruh
usaha dan kegiatan mereka di bawah komando Muhammad. Hal ini
ditunjukkan dalam berbagai kejadian. Contohnya, literatur Islam kuno
menyebut tentang seorang kahin terkenal bernama Khanafer Bin al-Taua’m
al-Humeiri خنافر بن التوأم الحميرى. Dia adalah ketua masyarakatnya,
sangat kaya, dan bertubuh kuat. Utusan² dari Yaman menghadap Muhammad
karena ancaman² Muhammad pada mereka. Serangan² yang dilancarkan
Muhammad terhadap mereka dan tekanan untuk memeluk Islam membuat hidup
mereka jadi sulit. Setiap tahun, mereka harus membayar Jizyah, uang
keamanan dari ancaman Islam, dengan jumlah besar. Istri² dan anak²
perempuan mereka dijadikan budak sex, dan ancaman kematian dihadapkan
pada anak² laki mereka yang berusia lebih dari sepuluh tahun. Kahin
al-Humeiri datang bersama masyarakatnya dan berkemah di sebuah bukit.
Dia lalu bergabung bersama ketua suku lain bernama Jodan Bin Yahya
al-Ferthami جودان ابن يحي الفيرضمي, untuk melawan Muhammad. Tapi setan
piaraannya, Shassar, datang padanya dan memerintahkannya untuk memeluk
Islam. [60]
[60] Ibn Hajar, al-Isaabah 1, hal. 456; Taj Al Arus 3, hal. 192; Al- Amali, ditulis oleh Al Khali 1, hal. 134
Agama
Jin berperan sangat penting dalam mendukung Muhammad, termasuk dukungan
dari para penulis syair yang menerima inspirasi dari para jin dan
setan. Penulis Arab kuno berkata bahwa wahyu datang melalui hubungan
khusus antara manusia dan jin. [61] Kapasitas jin dalam memberi ilham
pada puisi dan syair sudah diakui di Arabia. Al-Mirsabi, lahir di
sekitar tahun 900 M, mengumpulkan berbagai puisi yang diilhami Jin yang
bernama الخينعور al-khin’ur. [62] Puisi dan syair mereka lebih unggul
daripada Qur’an, baik dalam bidang bahasa, keluwesan, kelancaran, dan
kefasihan.
[61] Alusi al-Baghdadi Mamud Shukri, Bulugh al-arab fi ma’rifat ahwal al-arab, 2, hal. 350
[62] Bint Al Shatea’, Risalt Al Ghufran, hal. 291
Orang²
Arab memiliki lima belas jenis talibun yang digunakan dalam puisi
mereka. Jin memiliki ribuan talibun yang tidak dapat disamai oleh orang²
Arab di jaman Muhammad. [63] Karena itulah, orang² Arab menganggap
prosa dan puisi yang diilhami Jin tentunya lebih hebat dan tidak bisa
disamai oleh manusia. Para kahin yang mengaku sebagai nabi di Arabia,
menggunakan puisi² mereka yang diilhami para jin untuk meyakinkan orang
lain bahwa mereka adalah nabi. Mereka berkata bahwa jin dukun lain tak
bisa menghasilkan prosa berirama yang sama kualitasnya dengan milik
mereka. Muhammad juga mengatakan begitu di Q 17:88.
[63] Bint Al Shatea’, Risalt Al Ghufran, hal. 291
Q 17:88
Katakanlah:
“Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian
yang lain”.
Tapi pada kenyataannya, prosa dalam Qur’an lebih
rendah kualitasnya dibandingkan sebagian prosa hasil karya para kahin.
Muhammad dan umat Muslim mengatakan bahwa Surah Jinn dalam Qur’an
ditulis seluruhnya oleh jin. Tapi bahasa di Surah Jinn ternyata tidak
berbeda dari Surah² lainnya dalam Qur’an. Karena tulisan jin di Surah
itu sama seperti isi Qur’an lainnya, maka pernyataan bahwa “syair prosa
Qur’an adalah ajaib” berarti Qur’an sama kualitasnya seperti syair prosa
buatan para kahin yang diilhami jin mereka.
Beberapa penyair
Arab di jaman Muhammad juga mengatakan bahwa setan² telah mengilhami
puisi mereka. Penyair al-‘Aasha berkata bahwa nama setan yang
mengilhaminya adalah “Musahhal” مسحل, dan al-‘Aasha seringkali
memuji-muji setannya dalam puisi²nya. [64]
[64] Al-Jaheth, al- Haiwan 6, hal. 225; dikutip oleh Jawad Ali, al-Mufassal, VI, hal. 734
Hassan
bin Thabit, penyair dan sahabat Muhammad, seringkali memuji-muji dan
membela Muhammad dalam syair²nya. Hassan mengaku bahwa setanlah yang
mengilhami syair²nya. Dia mengatakan bahwa setannya berasal dari “Bani
Shasban,” dan merupakan salah satu ketua para setan. [65] Tampaknya
“Bani Shasban” merupakan nama legion setan yang bertanggung-jawab atas
agama Jin Arab. Banyak penyair Islam yang meminta pertolongan pada para
jin untuk memberi ilham pada penulisan puisi mereka. Diantara para
penyair Islam terkenal adalah Jarir, yang mengatakan bahwa setan
pengilhamnya adalah “Iblis dari para setan” [66]. Iblis dalam bahasa
Arab berarti Raja Setan. Dengan demikian sudahlah jelas bahwa para setan
membang secara terbuka dan terang²an mendukung pernyataan dan ajaran
Muhammad.
[65] Al-Tha’alibi Ahmad al-Malik ibn Muhammed, Kitab Thimar al-Qulub, hal. 55, 69
[66] Al-Tha’alibi Ahmad al-Malik ibn Muhammed, Kitab Thimar al-Qulub, hal. 69
Hal
di atas dan contoh² lainnya membuktikan dengan jelas bahwa agama yang
diciptakan Muhammad berasal dari agama Jin Arab. Di bab lain sudah
dijelaskan bahwa Muhammad adalah seorang kahin. Aku juga menyebut bahwa
pamannya, Abu Thalib, memuji-muji Muhammad, mengatakan bahwa Muhammad
adalah seorang Rachi. Rachi adalah profesi yang sejajar seperti dukun –
orang yang menyembuhkan berbagai penyakit melalui jampi² dan klenik.
Rachi merupakan profesi yang dipraktekkan para kahin Arab. Abu Thalib
membual bahwa Muhammad melafalkan jampi² pada pasien²nya di gua Hira
sebelum dia mengaku sebagai nabi. [67] Kita lihat juga bahwa pengakuan
Muhammad didukung para kahin pada mulanya. Istri Muhammad, Khadijah,
yang dulu menikah dengan kahin Nabash bin Zarareh bin Wakdan نباش بن
زرارة بن وقدان, juga mendukung Muhammad sebagai nabi. Sewaktu Nabash
masih hidup, jin seringkali muncul di hadapannya sebagai orang tua untuk
memberikan keterangan. [68] Pada saat Muhammad menduga setanlah yang
datang dalam mimpinya, Khadijah malah mendorongnya untuk percaya bahwa
dia adalah nabi. Semua fakta ini menunjukkan bahwa agama Jin Arab juga
mengakui sejenis paham “monotheisme” yang dianut Muhammad dan juga para
kahin.
[67] Ibn Hisham 1, hal. 189, 218
[68] Taj al-Arus, 6, hal. 197, 287; Ibn Darid, Al-Ishtiqaq, hal. 88 dan 89
Pengamatan dari Hati Nurani Manusia
Para
sahabat Muhammad yang melakukan berbagai tindakan kriminal termasuk
memotong-motong tubuh manusia² tak bersalah, menjadi para pahlawan dalam
Islam. Sebagian dari mereka bahkan membunuh ayah mereka sendiri,
seperti misalnya Abu Ubaidah bin al-Jarrah yang diangkat Muhammad
menjadi salah satu pemimpin pasukan Islam. Muhammad menyebutnya sebagai
“Amin al-Ummah,” yang berarti “Orang yang Setia pada Negara,” dan
Muhammad mempercayainya untuk memimpin berbagai penyerangan. Abu Ubaidah
bin al-Jarrah juga dipercayai oleh dua kalifah yakni Abu Bakar dan Umar,
untuk memimpin pasukan Islam menyerang Syria. Dengan begitu, mereka
yang membunuhi bapak² sendiri mendapatkan penghormatan besar dalam
Islam.
Tapi pertanyaan yang tetap muncul adalah: “Apakah Muslim
radikal modern, dan segala kekerasan yang mereka lakukan pada orang² tak
bersalah, lebih baik daripada para sahabat Muhammad yang membunuhi
bapak² dan saudara² kafir mereka?” Apa beda teroris Islam jaman sekarang
yang gemar memancung kepala kafir, dengan Muhammad yang memerintahkan
parit digali dan 900 tawanan Yahudi pria dewasa (10 tahun ke atas) Bani
Qurayzah dipancung, dan lalu kepala dan tubuh mereka dikubur dalam
parit?
Muhammad menerapkan contoh perbuatan yang harus ditiru
Muslim sepanjang jaman. Dia menulis ayat² Qur’an yang mewajibkan Jihad
terhadap kafir yang tak sudi tunduk pada Islam. Kebenciannya dalam
Qur’an menjadi motivator Muslim radikal, dan pembenaran bagi segala
kejahatan yang mereka lakukan. Apa yang dilakukan para Muslim tersebut
menyebabkan banyak orang tak bersalah kehilangan nyawa di berbagai
penjuru dunia.
Para non-Muslim di jaman sekarang bertanya mengapa
kelompok² Islam militan begitu giat meledakkan diri mereka sendiri
dalam rangka membunuh kafir sebanyak mungkin? Bagaimana mereka bisa
membenarkan tindakan mereka itu? Kekerasan Islam di jaman modern
bukanlah hal baru dalam dunia Islam. Muhammad menuntut umatnya untuk
berjabat tangan dengannya dalam melaksanakan “sumpah setia kematian,”
yang berarti mereka akan masuk medan perang sebagai tentara bunuh diri
yang bertujuan mati dalam jihad. Ibn al-Akwa’, sahabat Muhammad,
membenarkan bahwa ketika Muslim bersumpah pada Muhammad dalam “sumpah
setia Radwan” di daerah dekat Mekah yang bernama al-Hudaybiah, mereka
“bersumpah setia pada kematian.” Hal ini berarti mereka bersumpah untuk
masuk ke medan peperangan untuk mati. Lalu Muhammad menulis ayat di
Qur’an, Surah 48, ayat 10 yang berbunyi demikian:
Bahwasanya
orang-orang yang berjanji setia kepada kamu (Muhammad) sesungguhnya
mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka,
maka barang siapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar
janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menepati
janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.
Al
Sabuni mengatakan bahwa ayat ini turun ketika Muhammad bersumpah
kematian di Al-Hudaybiah. [69] Apa yang dilakukan teroris Muslim di
jaman sekarang adalah serupa dengan apa yang dilakukan dan diucapkan
Muhammad.
[69] Al-Sabuni, Safwat al-Tafasir, 3, hal. 220
Di
bagian awal buku ini telah dijelaskan bahwa Islam berdasarkan pada klaim
sejarah yang salah, yang berkembang dari agama klenik pagan Arab, yang
berusaha menghubungkan diri dengan Abraham dan Alkitab.
Radikal²
Muslim di jaman modern mendasarkan strategi militer mereka pada cara²
kuno agama Jin Arab yang digunakan umatnya untuk menaklukkan Arabia dan
Timur Tengah. Mereka menaklukkan daerah tersebut melalui kekerasan.
Selama Qur’an dan contoh² perbuatan Muhammad terus diajarkan di berbagai
sekolah dan mesjid, akan ada saja Muslim yang tertarik menyerahkan
nyawa mereka untuk mewujudkan perintah Muhammad menundukkan seluruh
dunia di bawah Islam.
Efesus 6
11. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
12.
karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi
melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
13.
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu
dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri,
sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
14. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
15. kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
16.
dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai
itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
17. dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
Kamis, 09 April 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Posting Komentar