Sabtu, 19 September 2015

Hal yang tidak disadari oleh muslim adalah, bahwa awloh sesungguhnya CIPTAAN MANUSIA, dan bukan PENCIPTA MANUSIA. 

Muslim menciptakan awloh dari bahan-bahan yang sudah diracik sebelumnya oleh sang nabi. Bahan-bahan untuk menciptakan awloh itu adalah 99 SIFAT MAHA. Dari 99 sifat maha yang berpadu menjadi satu itu, terbentuklah AWLOH. Itulah kenapa, AWLOH tidak dipahami sebagai ROH YG HIDUP, melainkan semacam ROBOT atau PROGRAM KOMPUTER, yang kaku dan tidak mampu berpikir bebas dan tidak mampu mengendalikan sifat-sifatnya sendiri karena dia ada karena sifat-sifat itu. Tanpa sifat-sifat itu, akan lenyaplah awloh. 

Itu bisa kita bayangkan sebagai 3 warna primer cahaya: merah, biru dan hijau. Anggap saja 3 warna primer itu adalah 3 SIFAT MAHA. Berpadunya 3 komponen itu, maka akan menghasilkan warna putih. Dan warna putih itu adalah awloh, tuhannya Islam. Bila salah satu komponennya ditiadakan, semisal warna merahnya dicabut, maka hilang pulalah awloh. 

Demikianlah awloh, tuhan Islam, ternyata ia adalah CIPTAAN, bukan SANG PENCIPTA. Dia ada karena tercipta dari 99 sifat maha. Bila satu saja dari 99 sifat wajib itu hilang, maka akan lenyap pulalah awloh. 

Sesuatu yang memiliki komposisi (ingredient), sehingga padanya bisa dilekatkan kata "terdiri atas" atau "terbentuk dari", jelas bukanlah TUHAN. Awloh tersusun dari bahan-bahan super, artinya awloh ada berkat adanya bahan-bahan super itu. Kalau bahan-bahan itu tidak ada, maka awloh pun tidak akan terbentuk.

Kembali ke analogi warna putih yang sudah saya sampaikan di atas.
Awloh adalah ibarat warna putih.

Warna putih terbentuk dari 3 warna primer, yaitu merah, hijau dan biru.
Masing-masing warna itu memiliki takaran atau komposisi yang sama banyak. Merah 100%, Hijau 100% dan Biru 100%, maka terbentuklah warna putih.

Islam mengkonsep awloh HARUS TETAP, tidak berubah, itulah yang kemudian diistilahkan sebagai "distinct, unique dan absolute".

Jadi, WARNA PUTIH itu harus tetap WARNA PUTIH. Bila salah satu warna berkurang kadarnya, atau bahkan hilang sama sekali, maka terbentuk warna lain yang bukan PUTIH. Karena warnanya bukan lagi putih, maka dia bukan lagi awloh.

Demikianlah gambaran sekilas tentang awloh tuhan ciptaan Muhammad, dia bukanlah ROH, melainkan "zat" yang tercipta dari bahan-bahan tertentu. Eksistensinya sangat bergantung pada komposisi yang membentuknya itu.

Itulah teori yang tergambar dari KONSEP KETUHANAN ISLAM.

Masihkah Anda menganggap awloh itu TUHAN?

KONSEP AWLOH adalah paduan 3 paham dunia (hasil pemikiran manusia):

Paham Ateis, yang mencoba menjelaskan "tuhan":
  • Manusia mencari-cari Tuhan, dan bukan Tuhan yang mendatangi manusia
  • Tuhan adalah konsep buatan manusia, bukan ROH YG HIDUP & BEBAS TRANSENDEN

Paham Agnostik (percaya adanya Tuhan tapi mengingkari semua tuhan yang dimiliki agama-agama):
  • Tuhan tidak sama dengan makhluk
  • Tidak ada sesuatu pun yang dapat diserupakan dengannya
  • Tuhan itu gaib

Paham Sekuler (sok ilmiah dan pamer pengetahuan tentang IPTEK):
  • Tuhan adalah SUATU ENERGI YG MAHA DAHSYAT
  • Tuhan terbentuk atau tercipta dari perpaduan unsur-unsur super, yang serba MAHA & MAHA. Bila salah satu unsur itu ditiadakan, maka akan lenyaplah Tuhan. Dengan demikian, orang-orang sekuler menganggap Tuhan sebagai "zat" yang terbentuk atau tercipta dari sekumpulan bahan. Tuhan dianggap sebagai "bentukan" atau "ciptaan" atau "hasil" berpadunya unsur-unsur MAHA tadi, dan bukan sebagai "Pembentuk" atau "Pencipta".
    Tuhan ada karena adanya sifat-sifat maha yg berpadu menjadi satu. Itu artinya Tuhan bergantung pada sifat-sifat itu agar dirinya dapat terus eksis.

Renungan bagi muslim:

Ajaran Arab mengatakan:
Awloh tidak mungkin bisa dilihat. Kalau Awloh bisa dilihat, berarti dia telah kehilangan salah satu sifatnya, yaitu maha tak terlihat. Kalau terjadi demikian, maka bukan awloh lagi namanya.

Itu artinya, awloh tercipta dari sifat-sifat maha, dan bukannya awloh sebagai sang pencipta dari sifat-sifat maha. Itulah sebabnya awloh disebut "ZAT" (materi, benda), bukan ROH.

Sumber: Mengenal Islam

Minggu, 23 Agustus 2015

Umat Muslim tidak percaya Isa Al-Masih wafat di salib. Mereka meyakini Allah telah mengangkat Isa Al-Masih ke langit guna menyelamatkan-Nya dari tentara Romawi yang akan membunuh-Nya.
Pandangan ini didasarkan pada salah satu ayat yang terdapat dalam Al-Quran, “Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ’Isa putera Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.....” (Qs 4:157)

Tujuan Isa Al-Masih Datang ke Dunia

Perlu diketahui apa yang menjadi tujuan Isa Al-Masih datang ke dunia. Injil, Rasul Besar Matius 1:21 mencatat, Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus (Isa Al-Masih), karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
Ayat di atas menjelaskan, tujuan Isa Al-Masih datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari ikatan belenggu dosa. Yaitu dosa yang telah memisahkan manusia dari Allah sehingga manusia berpindah dari kemuliaan Allah kepada kebinasaan kekal. Banyak usaha telah dilakukan manusia agar dapat kembali pada kemuliaan Allah, tetapi semua adalah sia-sia.
Kalimat Allah, Isa Al-Masih yang adalah kudus dan suci, satu-satunya Pribadi yang dapat mendamaikan manusia dengan Allah. Dia telah menjadi kurban dan tebusan bagi dosa manusia. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (Injil, Surat 2 Korintus 5:21)

Fakta Isa Al-Masih Memang Wafat

Injil, Rasul Besar Matius, telah menulis bahwa tujuan utama kedatangan Isa Al-Masih ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari ikatan belenggu dosa. Inilah fakta utama mengapa Isa Al-Masih harus wafat. Tujuan ini hanya dapat digenapi dengan kematian Isa Al-Masih. Hanya dengan kematian-Nya di saliblah dosa manusia dapat dibayar lunas.
Walaupun satu ayat Al-Quran mengatakan bahwa Isa Al-Masih tidak tersalib, namun ayat lain mengatakan dengan jelas bahwa Dia wafat.  “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa Al-Masih), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku (Isa Al-Masih) meninggal dan pada hari aku (Isa Al-Masih) dibangkitkan hidup kembali” (Qs 19:33).
Injil juga memberi kesaksian yang sama, “Lalu Isa Al-Masih berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya” (Injil, Rasul Lukas 23:46)
Kematian Isa Al-Masih di salib juga menggenapi nubuatan Nabi Besar Yesaya, Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya” (Kitab Nabi Besar, Yesaya 53:9)

Isa Al-Masih dan Keselamatan

Jika Isa Al-Masih tidak wafat, maka tidak ada penebusan dosa. Kematian-Nya telah memberi hidup bagi manusia. Ia membangkitkan orang dari kematian sebelum Dia sendiri mati. Dia, yang tidak berdosa telah menyerahkan diri-Nya bagi orang berdosa dan menjadi tebusan serta memberi hidup bagi orang berdosa. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Isa Al-Masih), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Injil, Kisah Para Rasul 4:12)
Hanya mereka yang telah menerima keselamatan dari Isa Al-Masih yang dapat mengerti bahwa Dia datang untuk menebus dosa.  Kematian-Nya telah memberi hidup kekal bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

Sumber: Isa Dan Alquran


Minggu, 16 Agustus 2015



Sekilas mengenai Ahmed Deedat

Ahmad Deedat, adalah seorang imigran asal India kelahiran tahun 1918 yang menjadi warga Afrika Selatan. Pernah memperoleh penghargaan ‘King Faishal Award’, Nobel dari Pemerintah Saudi Arabia pada tahun 1986 atas karya-karyanya. Semasa hidupnya, Deedat telah menerbitkan sekitar 22 buku penting dan telah dicetak hingga 20 juta kopi yang beredar luas di berbagai benua.

Deedat adalah seorang ulama Islam anti Kristen di kota Durban Afrika Selatan. Maksud dari anti Kristen disini adalah baik itu berupa khotbah-khotbahnya dan tujuan dakwahnya hanyalah untuk menyerang keKristenan, bukan untuk pengajaran tentang agama Islam. Dia membuat buku combat Kit (baca juga : Tanggapan Atas Buku Combat Kit Ahmed Deedat) pada tahun 1992 dan buku-buku lain untuk menyerang keKristen.

Oleh karena khotbah-khotbahnya terlalu ofensif, Ahmed Deedat dilarang masuk ke beberapa negara sekuler karena dikhawatirkan akan menimbulkan kerusuhan sosial. Negara-negara tersebut diantaranya adalah Nigeria, Prancis, Singapura dan Australia (setelah kotbahnya yang terakhir dan sangat ofensif pada Jumat Agung, yakni Hari Raya Paskah umat Kristiani di sydney Australia 1996).

Deedat ini kemungkinan besar adalah seorang Ahmadyah Qadiani (yang di fatwa sesat oleh MUI) karena argumen-argumennya mengenai penyaliban Yesus berasal dari doktrin Qadiani. Ahmed Deedat menyatakan bahwa Yesus benar-benar disiksa dan naik ke tiang salib, tetapi cuma pingsan, tidak mati (The Choice). Berbeda dengan doktrin Islam pada umumnya percaya bahwa Yudas Iskariotlah yang disalibkan karena Allah telah menggantikan wajahnya menjadi serupa dengan wajah Yesus sedangakan Yesus sendiri langsung diangkat ke sorga.

Walau banyak fans muslim yang menganggapnya sebagai pahlawan Islam, bahkan diberi penghargaan dari Arab Saudi, tentu saja banyak juga kalangan muslim yang tidak setuju dengan Deedat. Bahkan muslim sekampungnya di Afrika Selatan menulis :
‘It is a well known fact throughout South Africa, even among Christian evangelical circles, that in so far as Mr. Ahmed Deedat in particular is concerned, the Muslim community of South Africa as a whole is not in total agreement with his method of propagating Islam. The Muslim Digest itself provides ample testimony for having been reluctantly compelled over the years to condemn in no uncertain terms the method of Mr. Deedat’s propagation of Islam, especially amongst Christians. No less has Mr. Deedat been condemned by responsible Muslim religious bodies and individuals for the manner in which he propagates Islam that results in ill-will being generated against Muslims.’

Sejak setahun lebih sebelum Deedat mengalami stroke, pendeta-pendeta Kristen di kotanya Durban, sudah membuat surat terbuka untuk mengajaknya bertobat, karena mereka mengerti risiko penghujatan ofensif yang dilakukannya dalam konteks rohani akan berakibat fatal terhadap dirinya sendiri. Namun ajakan tersebut tidak dilayaninya sama sekali.

Tepat 4 (empat) minggu setelah Deedat menghujat penyaliban Yesus yang sengaja dilakukan pada hari Jumat Agung (Hari Raya Paskah) di Sydney, Deedat secara tiba-tiba terserang stroke dan kehilangan suaranya untuk selama-lamanya. Lehernya kejang, sehingga tak mampu makan, minum atau bicara. Deedat hanya mampu berkomunikasi kedipan mata saja. Selama 9 (sembilan) tahun lamanya ia menderita. Selama dalam perawatan, Deedat hanya dapat mengkonsumsi makanan melalui selang yang lansung dimasukan kedalam lambungnya melalui sebuah lubang di perutnya selama 9 tahun higga ajalnya. Selama masa penderitaanya ini, Deedat juga sudah pernah dikunjungi dan didoakan oleh orang-orang Kristen.(Luk 6 : 27,28), (Rom 12 : 20)

Deedat masih berstatus sebagai pemimpin Islamic Propagation Centre International (IPCI), sebuah lembaga yang masih dipegangnya hingga meninggal. Namun ia juga meninggalkan banyak hutang pada beberapa Ulama yang diwariskan kepada anak-anaknya. Karena seluruh harta kekayaan dari royalty hasil penjualan buku-bukunya yang sangat laris telah habis dipakai untuk biaya perawatannya selama 9 tahun masa kesengsaraannya itu, maka segala harta bendanya yang tersisa sangat tidak memadai untuk membayar hutang-hutangnya hingga saat ini.

AKHIR HIDUP AHMED DEEDAT 

Di Indonesia, buku-buku karya Ahmed Deedat dijual bebas, tetapi buku-buku tanggapan atas argumennya tidak diizinkan untuk terbit dan beredar dengan bebas. Tokoh lawan debat Deedat yang sudah menerbitkan bukunya adalah John Gilchrist dan Dr. Anish Sorrosh. Hal inilah yang membuat Serangan Ahmed Deedat dalam buku Combat Kit-nya terhadap keKristenan seolah-olah tidak terbantahkan oleh sebagian masyarakat Indonesia. 

Note: 

    6 April 1996, Di hari Paskah, di Negara Australia Deedat berbicara di depan orang banyak menyerang Injil kepercayaan Kristiani mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. 
    3 Mei 1996, Empat minggu kemudian setelah kejadian di Australia, Ahmed Deedat terkena stroke. Kaki tangannya lumpuh dan dia tidak bisa berbicara. 
    8 Agustus 2005 Deedat meninggal setelah menderita lumpuh dan bisu selama sembilan tahun.


Jauh sebelum injil ditulis, Yesus sudah memberitahukan kepada murid-murid-Nya bagaimana Injil akan ditulis seperti yang ada pada kita sekarang ini, yaitu dengan pengajaran dan segala sesuatu yang diingatkan oleh Roh Kudus kepada mereka.
‘tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.’ (Yoh 14 :26)

Dan bagi mereka yang menghujat Injil, itu berarti sama saja dengan menghujat pada yang mengajarkan injil tersebut, yaitu Roh Kudus. Dalam hal penghujatan ini, Yesus telah mengatakan suatu konsekwensi kekal yang akan dihadapinya kelak bagi mereka yang menghujat Injil Kebenaran-Nya!

Aku berkata kepadamu: ‘Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.’ (Mar 3 : 28, 29)

Dosa kekal ini sungguh terjadi pada Ahmed Deedat yang telah menghujat Injil dengan begitu beraninya, bukan kepada para pendeta ataupun orang-orang parcaya lainnya, tetapi Ia telah begitu berani dan takaburnya untuk menghujat Roh kudus. Bagi seorang Deedat sudah tidak ada lagi jalan untuk bertobat, walaupun ia telah diperingati maupun didoakan oleh orang-orang Kristen ketika masa perawatannya di rumah sakit selama 9 tahun terahir dari sisa hidupnya ini. Oleh karenanya, Bukanlah suatu kebetulan jika Deedat kehilangan kemampuan berbicara untuk selamanya, hal itu terjadi karena ia telah melakukan dosa kekal, dan keselamatan kekal dalam Kristus Tuhan sudah tidak mungkin berlaku lagi terhadap dirinya, kerena ada tertulis :
‘Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.’(Rom 10 : 9, 10)

Paulus dengan tegas telah memperingatkan kita :
‘Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.’ (Galatia 1 : 8, 9)

HUKUMAN TUHAN - KUALAT

Berikut ini adalah kisah mengenai Sheikh Ahmad Deedat kena TULAH & KUALAT:

Pihak Islam sendiri terutama di Afrika Selatan negara asalnya, mereka menganggap Deedat sebagai "berbahaya". Mereka juga menelusuri hubungan Deedat dengan paham BAHAISME yang mengatakan bahwa "TIADA LAGI ISLAM, ISLAM HANYA UNTUK 1000 TAHUN".

Whateverlah itu, Deedat membuat banyak orang menjadi "Deedat banget" termasuk beberapa pengikut setianya yang selalu menggenakan isi kepala tua sang pendebat (kita sudah tahu siapa orang-orang itu)

Misalnya selalu didengungkan mengenai kitab Kidung Agung, Lot dan 2 anak perempuannya, Yehuda yang menggauli menantunya, dll. Mereka memandangnya dengan penuh tanya dan "kemenangan" ...

Sementara Deedat menyembunyikan kenyataan bahwa nabinya Muhammad suatu waktu membuat SKANDAL. Ia jatuh cinta pada Zainab, istri anak angkatnya sendiri Zaid bin Muhammad!

Untuk MELEGITIMASI nafsu birahi terhadap menantunya sendiri kemudian dikatakan "Turun sebuah ilham bahwa hal itu OKEY ..." dan yang paling kasihan adalah Zaid bin Muhammad, ia secara terpaksa rela melepaskan istri tercintanya untuk memenuhi hasrat AYAH (ANGKATNYA), sang "nabi". Zaid menceraikan istrinya sehingga memuluskan "ilham" agar Muhammad sah mengawini menantunya sendiri ... ini sangat keterlaluan!

INI BENAR-BENAR BALOK DI MATA SENDIRI ... Kapal yang jangkarnya jatuh di dasar laut berpasir atau lumpur memang tidak dapat mencengkeram kuat sehingga kapalnya terombang-ambing ...

Jika Deedat dapat dengan SANGAT PEDAS mengkritik Alkitab, maka Deedat pastilah DENGAN SANGAT GIGIH akan mempertahankan kitabnya sendiri ... tetapi bukan soal pedas menyerang dan gigih bertahan .. tetapi APA ISINYA BENAR?

Ini kan yang utama ... Dan tulisan-tulisan Deedat sudah dianalisa luar dalam dan terbuktilah sangat banyak FALACY & PEMBELOKKAN- PEMBELOKAN, SELF TAFSIR dan lain sebagainya dari si pemikir tua yang "berpengaruh" ...

Ketika suatu waktu Ahmad Deedat sang pendebat mendebat kristen di Australia, dengan tema : "Paskah : Dilihat dari Sudut Pandang Islam". Saat itu tahun 1996 dan usianya sudah uzur (69 tahun). Isi materinya sangat pedas dan mengancam kerukunan beragama di Australia, tetapi karena Australia negara bebas, maka ia dipersilahkan mengeluarkan uneg-unegnya, dan Deedat tua "sangat puas".

4 minggu segera setelah selesai pidato di Australia, Ahmad Deedat kolaps dan kena penyakit lumpuh yang aneh. Ia lumpuh total dari leher ke bawah dan tidak bisa berbicara, sementara kesadarannya masih PENUH SEPERTI SEDIAKALA. ia berkomunikasi menggunakan sinar dan kedipan matanya. Ilmu kedokteran mengatakan kondisi ini sebagai "lock-in" atau terkunci.

Sheikh Ahmad Deedat yang dulu, masih ADA dan pikirannya masih setajam dulu, tetapi kini TERKUNCI DALAM TUBUH YANG "MATI".

Keadaan ini BERLANSUNG SELAMA 9 TAHUN. Nah bener bener kualat bukan? Siapa yang berani berani lagi? Silahkan mencoba sendiri, nanti kan kualat lagi dan matinya saja setengah mati dulu, baru mati beneran.

Seorang pendeta yang beberapa kali DEBAT TERBUKA dengan Deedat suatu kali datang mengunjungi untuk menyatakan turut prihatin dan meminta Deedat untuk mengakui kesalahannya dan mohon pengampunan Tuhan, tetapi dengan sinar mata tajam Deedat seolah berkata "TIDAK, SAYA BENAR" ... Dasar keras kepala ya gitu jadinya, jadi lebih baik di SWITCH OFF saja oleh ALLOH.

Beberapa minggu kemudian tepatnya pagi hari tanggal 8 Agustus 2005, Sheikh Ahmad Deedat menghembuskan nafas terakhir dalam usia 78 tahun, setelah sembilan tahun TERKUNCI DALAM TUBUH MAUTNYA.

Apakah akhir riwayat hidup sang pendebat adalah kehendak TUHAN?

Tentu saja kita mengamini bahwa tidak ada sehelai rambut pun yang jatuh dari kepala manusia terjadi di luar kehendak dan pengetahuan Tuhan.

Ketika Elimas si tukang Sihir menghalangi Gubernur Sergius Paulus mendengar Injil dari Paulus dan Barnabas maka Paulus menghardik dia : Kisah Para Rasul 13:9-12

    13:9 Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, 
    13:10 dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu? 
    13:11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia. 
    13:12 Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.


Sheikh Ahmad Deedat telah lumpuh selama 9 tahun sebelum akhirnya meninggal, ia telah membelokkan JALAN TUHAN YANG LURUS ITU ... ITU NAMANYA KUALAT, dan siapa yang berani berani lagi? Silahkan mencoba sendiri, nanti kan bisa langsung mati.

Sumber : Mengenal Islam

Sabtu, 25 Juli 2015

Al Qur’an adalah sekedar alat “pemanis bibir” ajaran syirik Islam dengan membajak كلمةالله – Kalimatullah yang haq.
Wajib tertanam di nalar dan kalbu kita bahwa hanya DIA-lah tujuan kita memanjatkan puji dan syukur. Ingatlah akan firman yang sangat jelas menyatakan ke-tauhid-an-NYA.

[QS 22:26] Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat baitullah : “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud.

[QS 4:48] Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Ajaran Islam seolah-olah sangat mengutamakan ke-tauhid-an tetapi sangat disayangkan fakta-fakta perilaku umat yang mengimani ajaran ini menunjukan sebaliknya. Ke-syirik-an yang diberi topeng palsu ke-tauhid-an. Ke-tidaktahu-an umat akan topeng ini membuatnya masuk dalam perangkap ke-musyrik-an tanpa menyadarinya.
Saya dengan segala keterbatasan mencoba untuk memberikan fakta-fakta ke-syirik-an bertopeng ke-tauhid-an tersebut sejelas dan sesederhana mungkin. Berikut dibawah ini adalah beberapa sumber yang dapat pembaca pelajari dan teliti :
1. HAJAR ASWAD
Kedudukan dan makna Hajar Aswad bagi ajaran Islam dalam berbagai sumber tulisan dan hadits.



Sabda Rasulullah SAW, ““Hajar Aswad tangan Allah di bumi , “



Seperti halnya perkataan dari nabi SAW yang dicatat “Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah,”202


Namun, Ibnu Rajab mengaitkan bahwa Ibnu al Fa’us al Hanbali (d.521) akan berkata “ “Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah dalam kenyataan (haqiqatan), “
http://www.majalisna.com/w/hudmhussentl … &CID=21836
Warawiy’an Rasullullah shallahu alaihi wasalam anhu qala : ( al’hajar yaminullah fi ‏ardhi famin masihah masaha yad’ullah ) (10).
= Diriwayatkan dari Rasulullah SAW, dan ia berkata: ( Hajar aswad adalah tangan kanan Allah dibumi, sungguh tanganNya yang memberikan pengampunan ) (10).
Waqala Rasullullah (shallahu alaihi ): (alhajar yaminullah fi ‏ardhi yasafaha bihi ‏abda’ha) (11).‏
= Dan sabda Rasulullah SAW: ( Hajar aswad adalah tangan kanan Allah di bumi, berjabat tangan dengan hamba-hamba-Nya) (11)


Waqala Rasullullah (shallahu alaihi ): (alhajar yaminullah fi ‏ardhi famin masaha yad’ullah al hajar faqad bai’atullah in la yasyah) (12).‏
= Dan sabda Rasulullah SAW: ( Hajar aswad adalah tangan kanan Allah di bumi, sungguh di atas tangan-Nya sang Hajar aswad, berjanji setialah kepada Allah dan janganlah tidak mematuhi-Nya) (12).
http://www.ezsoftech.com/hajj/hajj11.asp

27. Mengelus-elus Hajar Aswad – Batu Hitam
Nabi Muhammad SAW nan agung berkata, “Lakukan Tawaf di Ka’bah dan gosokkan tanganmu di ujung Ka’bah di mana terdapat Hajr Aswad – Batu Hitam, karena INILAH TANGAN KANAN ALLAH di bumiNya yang digunakanNya untuk berjabatan tangan dengan ciptaanNya.
2. PRILAKU UMAT TERHADAP HAJAR ASWAD
Sabda-sabda yang mengatakan ”Hajar aswad adalah tangan Allah di bumi” membuat umat mencium Hajar Aswad sebagai tangan Allah, sebagaimana manusia mencium tangan manusia lain yang memiliki kedudukan lebih tinggi.


DOA SAAT MENCIUM HAJAR ASWAD
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
أَللَّهُمَّ أَمَانَتِي أَدَّيْتُهَا وَمِيْثَاقِي تَعَاهَدْتُهُ لِتَشْهَدَ لِي بِالْمُوَافَاةِ أَللَّهُمَّ تَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ وَعَلَى سُـنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَنْتُ بِاللهِ وَكَفَرْتُ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوْتِ وَاللاَّتَ وَالْعُزَّى وَعِبَادَةِ الشَّيْطَانِ وَعِبَادَةِ كُلِّ نِدٍّ يُدْعَى مِنْ دُوْنِ اللهِ. اَللَّهُمَّ إِلَيْكَ بَسَطْتُ يَدِي وَفِيْمَا عِنْدَكَ عَظُمَتْ رَغْبَتِي فَاقْبَلْ سُبْحَتِي وَاغْفِـرْلِي وَارْحَمْنِي. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَمَوَاقِفِ الْحِزْيِ فِي الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ.
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad
Allâhumma amânatî addaytuhâ, wamitsâqî ta’ahadtuhu litasyhadalî bilmuwâfâti. Allâhumma tashdîqan bikitâbika wa ’alâ sunnati nabiyyika shalawâtka ‘alayhi wa âlihi. Asyhadu allâilâha illallâhu wahdahu lâ syarîkalah, wa anna Muham-madan ‘abduhu warasûluh, amantu billâhi wa kafartu biljibti waththâghûti wallâta wal ’uzzâ wa `ibâdatisy syaythâni wa `ibâdati kulli niddin yud’â min dûnillâh.
Allâhumma ilayka basathtu yadî, wa fimâ ‘indaka ‘azhumat raghbatî, faqbal subhatî waghfirlî warhamnî. Allâhumma innî a’ûdzubika minal kufri walfaqri wa mawâqifil khizyi fiddun-yâ wal âkhirah.
= Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, telah kutunaikan amanatku dan kupenuhi janjiku agar Kau saksikan aku sebagai orang yang memenuhi janji. Ya Allah, aku membenarkan kitab-Mu dan sunnah Nabi-Mu (semoga shalawat-Mu tercurahkan padanya dan keluarganya). Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagi-Nya, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Mu dan rasul-Mu. Aku mempercayai Allah, dan mengingkari berhala dan thaghut, Lata dan ‘Uzza, dan mengingkari segala bentuk pengabdian kepada setan dan semua sesembahan selain Allah.
Ya Allah, kepada-Mu kuulurkan tanganku, dan pada apa yang ada di sisi-Mu kuarahkan keinginanku yang besar. Ya Allah, terimalah tasbihku, ampuni aku dan sayangi daku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran, dan dari segala perbuatan yang hina di dunia dan akhirat.
DOA SAAT SEJAJAR DENGAN HAJAR ASWAD
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَنْتُ بِاللهِ وَكَفَرْتُ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوْتِ وَاللاَّتَ وَالْعُزَّى وَبِعِبَادَةِ الشَّيْطَانِ وَبِعِبَادَةِ كُلِّ نِدٍّ يُدْعَى مِنْ دُوْنِ اللهِ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad
Asyhadu allâilâha illallâh wahdahu lâ syarîka lah, wa anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasûluh, amantu billâhi, wa kafartu biljibti wath thâghûti wallâta wal ’uzzâ wa bi’ibâdatisy syaythâni wa bi’ibâdati kulli niddin yud’â min dûnillâh.
= Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Aku beriman kepada Allah, dan mengingkari berhala dan thaghut, Lata dan ‘Uzza, mengingkari segala bentuk pengabdian kepada setan dan seluruh sesembahan selain Allah.
Hajar Aswad mempunyai makna serupa dengan Allah swt, karena saat mencium Hajar Aswad dan berposisi sejajar dengan Hajar Aswad hanya nama Allah swt yang disebutkan.
Banyak hal yang menarik dalam ritual ajaran Islam yang berkaitan dengan Hajar Aswad ini, menurut pendapat saya, banyak sekali penyamaran-penyamaran makna kata menyangkut hal ini.
Kita coba teliti salah satu penyamaran makna kata-kata dalam ajaran Islam.
3. MAKNA KATA قبلة QIBLAH YANG DISAMARKAN.
Umat Islam yang menjalankan Rukun Islam menunaikan sholat lima waktu dalam sehari dengan menghadap qiblah adalah syarat sahnya shalat, dengan demikian tidak sah shalat tanpa menghadap qiblah.
Karena ke-tidak tahu-an umat memaknai kata قبلة – qiblah, sebagai arah menghadap dalam shalat.
Sesungguhnya kata قبلة – qiblah, memiliki makna CIUMAN. Berkaitan dengan sunnah Rasulullah mencium Hajar Aswad.
Dalam setiap shalat, umat dimaksudkan mencium tangan Allah di bumi, yaitu Hajar Aswad.
Berikut ini saya berikan fakta linguistic mengenai kata قبلة – qiblah.
http://www.babylon.com/definition/kiss/Arabic

Terjemahan : Memberi penghormatan dengan bibir, sebagai tanda sayang, takzim, tunduk, pengampunan dan lain-lain.
Ritual “CIUMAN” terhadap berhala ini merupakan ritual yang diwariskan dari ajaran syirik pagan Arab, sebagai tanda kepatuhan, tunduknya terhadap berhala yang mereka sembah. Dan ritual ini diabadikan dalam kewajiban menegakan rukun Islam yaitu bershalat menghadap “qiblah” dan ber “hajj”.
Dapat anda baca disini http://religionresearchinstitute.org/Ha … rimage.htm
THE GREAT PILGRIMAGE OF ISLAM By Dr. Rafat Amari
Sungguh tepat sekali kalimat NYA yang ditujukan untuk mereka yang menjalankan ke-musyrik-an dengan topeng ke-tauhid-an.

[QS 8:35] Sembahyang mereka di sekitar baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.

Minggu, 12 Juli 2015

Arti "utusan" bagi Yesus menurut Alkitab, dan arti "utusan" bagi Muhammad menurut Al Quran, tidaklah sama, bahkan bertolak belakang.

Yesus mengatakan:

"... Bapa yang mengutus Aku..." (Yoh 14:24).

Okelah, Muhammad mengaku utusan Allah Swt.

" ... Bapa yang diam di dalam Aku.." (Yoh. 14:10).

Muhammad tidak pernah mampu mengatakan Allah Swt diam di dalam dirinya.

"... Aku datang dan keluar dari Allah.." (Yoh 8:42).

Muhammad tidak berani mengatakan bahwa ia keluar atau datang dari Allah. Karena banyak yang tahu bahwa Muhammad datang dari penggembalaan kambing, sebelumnya.

"... Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku..." (Yoh 14:10).

Muhammad tidak berani mengatakan bahwa ia di dalam Allah, dan Allah di dalam Muhammad.

#Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini."# (Yoh 8:32).

Muhammad tidak berani mengatakan bahwa ia berasal dari sorga, diutus dari sorga! Orang bisa mengira lahan kambing makan rumput adalah surga!

Maka adalah ada sebuah lelucon di dalam Al Quran:

"Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk pemelihara bagi mereka." (QS 4:80).

Jauh sebelum Yesus datang sebagai Anak Manusia, Ia telah menyatakan diri-Nya:

"Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ." Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus Aku dengan Roh-Nya." (Yesaya 48:18).

Dan Bapa menyatakan siapa Yesus sebelum Firman-Nya itu diutusNya dalam rupa Anak Manusia:

"Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:11).

Dan setelah tampil sebagai Anak Manusia, Bapa Yang Tak Kelihatan memperdengarkan suaraNya kepada Yohanes Pembabtis dan pada kesempatan lain kepada murid-murid Yesus:

#Dan tiba-tiba sedang ia (Petrus, red) berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."# (Mat. 17:5)

Dan setelah Yesus kembali ke Sorga, Ia mengatakan dalam alam Roh kepada Rasul Yohanes:

"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." (Wahyu 1:17b-18).

Jika di dalam Al Quran Muhammad mengatakan dia sebagai "utusan Allah Swt", adalah jutru karena Allah Swt tidak dapat menunjukkan siapa dirinya. Allah Swt sampai kapan pun tidak akan pernah menunjukkan eksistensinya. Karena ia adalah allah fiktif buatan Muhammad. Jangan diragukan itu, jika anda mau selamat.

Tetapi di dalam Alkitab, Yesus mengatakan Ia diutus oleh Bapa, justru karena Allah telah menunjukkan siapa diri-Nya di dalam Yesus. Itulah arti "utusan" yang bertolak belakang dengan arti menurut Muhammad. Yesus adalah utusan Bapa yang tidak Tampak dalam Pribadi Yang Tampak, sehingga Allah dapat bercakap-cakap dengan manusia, muka-dengan-muka.

Allah swt tidak pernah bercakap-cakap dengan siapa pun. Tidak ada di dalam Al Quran menunjukkan Muhammad pernah berdialog dengan Allah Swt yang "katanya" mengutusnya.

Allah itu Roh (Yoh 4:24). Dia Mahabesar. Roh itu ada di dalam dan di atas segala ciptaan-Nya (Efesus 4:6). Siapa yang dapat mengukur luasnya alam semesta ini? Tata surya matahari ini hanyalah sebagian kecil dari ciptaan Allah. Allah itu ada di tempat yang paling dekat dan sekaligus ada di tempat paling jauh.

"Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, demikianlah firman TUHAN, dan bukan Allah yang dari jauh juga?" (Yeremia 23:23).

Allah disebut "Bapa", oleh karena dari Dialah bersumber segala sesuatu.

Allah disebut "Anak", oleh karena yang oleh Firman-Nya itu telah diciptakan segala sesuatu, telah datang dalam rupa Anak Manusia. Firman itu sudah ada sejak Allah itu ada, dan bersama-sama dengan Allah. Dan Firman itu adalah Allah sendiri (Yoh 1:1-3+14, I Kor. 8:6)

Tidak seorang pun dapat mengenal Bapa dan Anak jika bukan Bapa yang memberikan pengenalan kepadanya (Mat. 11:27). Karena manusia adalah ciptaan Allah; ciptaan tidak lebih pintar dari Penciptanya.

BUKTI YESUS ADALAH ALLAH:
(1) Yesus menghardik Iblis

#Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"# (Matius 4:10).

Yesus tidak mengatakan: "Engkau dan aku harus menyembah, Tuhan, Allah kita." Sama sekali tidak!

Jika Yesus mengatakan: "Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, ..." maka Yesus memberitahukan bahwa Dia adalah wujud Allah yang Tampak, harus disembah, jangan dicobai.

(2) Percakapan Yesus dengan Orang Buta yang sudah Dia Sembuhkan

Yohanes 9:35-39

#35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."
37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.
39 Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."

Jika Yesus bukan Allah, maka Yesus akan melarang orang itu dengan peringatan keras: "Jangan sebut aku Tuhan dan jangan sembah Aku, karena hanya Allah-lah Tuhan, dan hanya Dialah yang layak disembah."

Tetapi Yesus tidak mengatakan demikian.

Jika anda bingung, itu karena anda belum mengenal Allah Yang Mahabesar, dan karena anda selalu menilainya dari persepsi kemanusiaan anda, yang Allah berikan kepada anda. Jika anda mampu memasukkan SEMUA air laut di bumi ini ke dalam sebuah ember plastik, maka anda akan memahami KESELURUHAN tentang Allah itu di dalam otak anda.

Alkitab mengatakan, orang mengenal Allah, karena iman.

"Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat." (Ibrani 11:3)

Minggu, 26 April 2015

Kita tidak bisa mengatakan suatu agama itu salah hanya karena kita tidak setuju dengan dogma yang diajarkannya, tetapi kita dapat mengatakan suatu agama itu salah karena AJARAN MORAL yang diajarkannya BEJAT & JAHAT.


                                                           
                            Gambaran surga Muslim menurut ajaran Muhammad


Di dalam agama lain kita mengenal ajaran trimurti, dosa waris, penebusan, inkarnasi, hukum karma dsb. Di dalam agama islam pun ada ajaran seperti tauhid, tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, tuhan semacam robot yang dikontrol oleh 99 sifat, tuhan adalah alien yang tidak serupa dengan apapun, haji dapat menyucikan dosa, puasa Ramadhan dapat menyucikan dosa, rajin membaca sholawat nabi dijamin masuk surga, hafal 99 asmaul husna dijamin masuk surga, orang yang sebelum meninggal mengucapkan syahadat dijamin masuk surga, dst…dst... Itu semua merupakan dogma yang menuntut keimanan dan kebenarannya baru dapat kita buktikan setelah kita memasuki alam baka.
Herannya, kita yang muslim kerap mempersalahkan agama lain hanya karena kita tidak setuju dengan dogmanya, sementara itu, ajaran bejat dalam agama kita sendiri malah dianggap benar?
Sering saya mendengar kesaksian para mualaf yang bercerita kenapa mereka murtad dari agamanya yang lama, yaitu hanya karena mereka bingung atau tidak mengerti dengan dogmanya. Coba dipikir, dapatkah suatu agama divonis bersalah hanya karena suatu alasan yang tidak masuk akal, yaitu karena ajarannya membingungkan? Ibaratnya kita menuntut Einstein ke pengadilan karena dia telah mengajarkan teori relativitas dan alasan kita menuntutnya adalah “karena saya bingung oleh teorinya itu. Einstein layak dimasukkan ke penjara karena dia telah mengajarkan suatu teori yang membingungkan saya.” Dapatkah bingung dijadikan alasan? Para mualaf yang bodoh itu, hanya karena mereka tidak mengerti, hanya karena bingung, mereka menganggap agama yang dianut sebelumnya itu salah. Sebenarnya siapa yang pantas dipersalahkan? Orang yang tidak mengerti atau agamanya? Bukankah kalau kita tidak mengerti tandanya kita masih perlu banyak belajar? Dan kalaupun kita sudah banyak belajar tapi masih belum mengerti juga, ada 2 kemungkinan: (1) Kita memiliki IQ terbatas, atau (2) Kita sebenarnya dapat mengerti tapi ada sesuatu yang menghalangi kita untuk menerimanya.
Seorang anak SD ketika diajarkan rumus-rumus reaksi kimia oleh kakaknya yang sudah SMA, dia bingung, dan walaupun sudah seharian dia mikir tetap saja bingung. Akhirnya dia memvonis kakaknya “SALAH”, “BODOH”, “ORANG YANG MEMBINGUNGKAN”. Seperti itulah kita, bila kita meributkan masalah dogma suatu agama, dan memvonis agama itu salah hanya karena kita tidak bisa mengerti apa yang dimaksudkannya.
Agama yang dogmanya membingungkan tidak bisa dianggap SALAH. Dogma menyangkut keimanan, dan pembuktiannya nanti setelah kita meninggal.
Kita tidak bisa mengatakan suatu agama itu salah hanya karena kita tidak setuju dengan dogma yang diajarkannya, tetapi kita dapat mengatakan suatu agama itu salah karena AJARAN MORAL yang diajarkannya BEJAT & JAHAT.
Kalau kita mau jujur, sebenarnya kita tidak bisa menentukan apakah sebuah dogma yang dianut suatu agama itu PASTI SALAH atau PASTI BENAR, tetapi nanti setelah kiamat barulah kita dapat tahu itu benar atau salah. Sedangkan untuk mengetahui sebuah moralitas itu SALAH atau BENAR, kita tidak perlu harus menunggu sampai kiamat tiba, saat ini juga kita sudah dapat menentukannya.
Itulah kenapa saya katakan, bahwa Islam sudah pasti salah, sedangkan agama lain belum tentu salah.
Kita tidak perlu menjadi seorang PROFESOR untuk mengetahui mana agama yang salah, cukup dengan bekal HATI NURANI saja, kita dapat mengetahuinya saat ini juga.
Dan kita juga tidak perlu menunggu sampai kiamat tiba untuk mengetahui mana agama yang salah, karena dengan menguji ajaran moralnya kita dapat tahu, apakah agama itu salah atau benar.
Nah, Bagaimana bila kita disodori sebuah ajaran:
“Jagalah penismu, kecuali terhadap istri dan pelayan-pelayanmu.” (QS 23:5-6)
atau,
“Kawinlah sebanyak 2, 3 atau 4, atau bila takut tidak mampu menafkahi, setubuhi pelayan saja.” (QS 4:3)
“Pukullah istrimu” (QS 4:34), 
“Kurunglah sampai mati” (QS 4:15), 
“Merampok itu halal” (QS 8:69, QS 48:20), 
“Di surga, pria Muslim akan dihadiahi cewek-cewek cantik” (QS 52:17-20, QS 56:22-24), 
“Bunuh orang-orang kafir yang ada di sekitarmu” (QS 9:123, QS 9:5)

Kita tidak perlu menunggu kiamat tiba untuk memastikan ajaran di atas itu BENAR atau SALAH, saat ini juga, detik ini juga, kita sudah bisa menentukannya, bahwa yang demikian itu SUDAH PASTI SALAH…!!!
Seperti yang saya bilang di atas, Islam itu SUDAH PASTI SALAH, karena dengan melihat dari ajaran-ajaran moralnya itu. Kita tidak perlu berandai-andai lagi mengharapkan “jika seandainya Islam benar”. Mustahil Islam benar, karena Islam sudah PASTI SALAH dengan melihat moralitas ajarannya.
Ini masalah MORAL, bukan masalah DOGMA. Dogma bisa saja membuat otak kita bingung dan pusing tujuh keliling, tapi kita tidak bisa serta-merta mengatakan dogma itu salah hanya karena kita bodoh dan sukar untuk menangkap maksudnya. Sementara masalah MORAL adalah masalah NURANI, dan orang yang tidak buta rohani akan dapat menentukan sesuatu itu PANTAS atau TIDAK PANTAS, BAIK atau TIDAK BAIK, BENAR atau SALAH.
Kebenaran Dogma ditentukan nanti setelah kiamat, sementara kebenaran suatu moral ditentukan saat ini juga selama kita masih punya nafas kehidupan. Dan orang yang masih saja menganggap MORAL BEJAT sebagai sesuatu yang benar adalah ORANG ***** yang pantas diludahi, digampar, dikeplak, ditabok, sampai orang itu benar-benar mau menggunakan akalnya. Kalaupun sudah dihajar habis-habisan dan dipermalukan habis-habisan masih tetap saja *****, maka orang seperti itulah yang kita namakan “SAMPAH MASYARAKAT”.
Kalau manusia sudah menjadi SAMPAH, maka apa yang dilakukannya akan selalu merugikan sesamanya, seperti apa yang dilakukan oleh muslim kaffah di berbagai belahan dunia. Apa sih SUMBANGAN POSITIF yang telah Muslim kaffah berikan untuk dunia beradab?
Otak “Sampah” berpikirnya akan terbolak-balik. Yang Bejat dikatakan benar, sementara yang baik dikatakan salah.
Dalam menyorot agama lain, mereka tidak berani melihat ajaran baiknya, tapi hanya menyorot dogmanya. Karena hanya itulah satu-satunya yang dapat mereka serang, sebab MANUSIA SAMPAH tidak dapat menemukan satu pun KESALAHAN YANG BERARTI dalam agama-agama manusia. Coba, siapa di antara kita yang dapat menemukan satu saja ajaran jahat dari AGAMA LAIN? Bukankah yang dianggap salah oleh OTAK SAMPAH adalah dogma-dogma yang mereka sendiri tidak pahami dan membuat OTAK BODOH mereka KEBINGUNGAN & PUSING TUJUH KELILING?
Jangan disangka PARA MUALAF itu adalah orang-orang pintar. Justru mereka itu orang-orang bodoh. Dalam anggapan otak mereka yang bodoh, dogma yang membingungkan itu salah, sedangkan AJARAN MORAL yang BEJAT itu tidaklah salah.
Karena itulah saya katakan bahwa para mualaf itu bodoh. Coba kalau mereka mengerti, mereka pasti tidak akan jadi mualaf.
Ada yang berpendapat: “Tidak masalah walaupun bejat, asalkan menyembah Tuhan yang benar.”
Orang Farisi dan Ahli Taurat di jaman nabi Isa pun telah menyembah Tuhan yang benar, tapi mereka dicela oleh nabi Isa. Tahu kenapa? Karena kehidupan mereka kotor dan bejat. Jadi siapa bilang yang penting Tuhannya benar, dan masalah moral tidak penting?
Kita tidak perlu membuktikan apakah Tuhan itu tauhid atau banyak. Cukup dengan melihat ajaran moral yang diajarkannya maka kita tahu kalau Islam itu SALAH, 100% SALAH! Persoalan Tuhan itu tauhid atau jamak barulah dapat kita ketahui kebenarannya nanti setelah kiamat, sedangkan masalah moral ini dapat kita jadikan pegangan bahwa agama yang kita anut ini adalah SUDAH PASTI SALAH. Dan agama yang sudah pasti salah, sudah pasti masuk neraka! Karena ajaran moralnya bejat, otomatis Tuhan yang disembah Islam adalah Tuhan yang palsu.
Untuk dapat menyadarkan muslim, yang dibutuhkan hanya satu: LOGIKA!

Dapatkah seorang Muhammad menjadi Syafi (Pengantara keselamatan) bagi para Muslim yang selalu mendoakannya (shalawat Nabi), sedangkan diasendiri tidak bisa menjadi Syafi bagi orang-tuanya sendiri, walau sudah memohon-mohon kepada Allah?


Kita semua tahu bahwa orangtua dan semua kerabat Muhammad adalah para penyembah berhala (politeis). Para sarjana Muslim menegaskan,”Politeisme adalah dosa terbesar dari semua dosa, karena dosa ini dianggap sebagai sebuah sikap menentang yang kuat, dan setelah itu, dosa berikut yang dianggap terbesar adalah melakukan pembunuhan tanpa alasan.”

Dalam Sura An Nisaa 4:52, dikatakan: “Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.

Di ayat 116 dikatakan,” Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”

Para sarjana Muslim menegaskan bahwa politeisme adalah dosa terbesar yang tak akan mungkin bisa diampuni oleh Allah, meskipun dosa-dosa lainnya akan Ia ampuni (Abu Dharr dalam Albani; Mishkat, Tradition 26). Mempersekutukan ilah-ilah lain dengan Allah, adalah kesalahan terbesar, dan orang yang melakukannya layak dimasukkan ke api neraka. Orang tua Muhammad adalah para penyembah berhala, dan ketika ia memohon pada Allah untuk mengampuni mereka, permohonannya itu tidak dikabulkan.
Hal ini dicatat dalam Sura At Taubah 9:114,115:

“Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk ayahnya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada ayahnya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa ayahnya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.
Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Di sini, nabi dan orang-orang beriman tidak memohonkan pengampunan bagi para penyembah berhala, meskipun orang-orang itu adalah kerabat dekat mereka. Dan disamping itu, orang-orang beriman ini sangat yakin bahwa kerabat mereka itu akan menjadi penghuni neraka.

Abraham memohonkan pengampunan untuk ayahnya, karena ia telah berjanji pada mereka mengenai hal itu; dan ketika telah menjadi jelas baginya bahwa ia adalah seorang musuh Allah, ia menyatakan bahwa ia berhenti mendoakan ayahnya itu”. Para ekspositor mengklaim bahwa ayat ini adalah mengenai orang tua dan paman Muhammad, Abu Talib (ayah dari Ali), karena nabi ingin agar Allah mengampuni mereka setelah kematian mereka. Tetapi ternyata Allah melarangnya untuk meminta pengampunan atas dosa orang tua dan pamannya itu. (Suyuti’s Asbab al- Nuzzul of Sura Repentance 9:114,115).

Doa syafaat Muhammad terhadap ibunya
Abu Huraira dan Sarida berkata,”Ketika Muhammad tiba di Mekkah, ia pergi ke kuburan ibunya. Ia berdiri di situ hingga matahari menjadi panas, berharap bahwa ia akan mendapatkan ijin dari Allah untuk memohonkan pengampunan bagi ibunya. Kemudian sebuah ayat diwahyukan,”Bukanlah bagi nabi dan orang beriman untuk memohonkan pengampunan dosa bagi para penyembah berhala, meskipun mereka adalah kerabat dekat.”

Berdasarkan otoritas Sarida, baik al Tabari maupun Ibn al ‘Jawzi mencatat bahwa Muhammad saat tiba di kuburan ibunya, ia melaksanakan wudhu, melakukan sholat dua rakatan dan kemudian menangis. Orang-orang menangis saat mereka melihatnya menangis. Ketika ia bergabung dengan mereka mereka bertanya,”Mengapa engkau menangis?” Ia menjawab,”Aku tiba di kuburan ibuku dan berdoa dua rakatan. Kemudian aku memohon pada Allah untuk mengijinkanku berdoa bagi pengampunannya, tetapi aku tidak diijinkan untuk mendoakannya. Jadi aku menangis. Kemudian  aku kembali berdoa dua rakatan dan meminta Allah untuk mengijinkanku menaikkan doa bagi pengampunan ibuku, tetapi kembali aku dilarang keras melakukannya, dan inilah yang membuatku menangis. Kemudian Muhammad meminta supaya untanya dibawa kepadanya, lalu ia berangkat. Tetapi perjalanan kali ini terasa berat. Saat untanya berlutut, wahyu pun turun pada Muhammad yang berbunyi: “Bukan untuk nabi dan orang-orang beriman meminta pengampunan bagi para penyembah berhala (politeis), meskipun mereka adalah kerabat dekat” (Nisaburi’s Asbab al-Nuzul of sura Repentance 9:114,115).

 “Abu Huraira melaporkan: Rasul Allah (semoga damai ada atasnya) mengunjungi makam ibunya dan ia menagis, dan hal itu menyebabkan orang-orang yang ada di sekelilingnya juga menangis, dan ia berkata: Aku meminta ijin dari Tuhanku untuk memohonkan pengampunan baginya, tetapi ijin tidak diberikan, kemudian aku meminta ijin untuk mengunjungi makamnya, dan permohonanku dikabulkan. Jadi berkunjunglah ke makam, sebab hal itu akan membuatmu ingat akan kematian.” Sahih Muslim 4:2130

Doa syafaat Muhammad bagi ayahnya
Qatada melaporkan perkataan Muhammad berikut ini: “Aku akan memohonkan pengampunan untuk ayahku, sebagaimana Abraham memohonkan pengampunan untuk ayahnya.”

Berdasarkan otoritas Qatada, al-Tabari berkata:
Beberapa orang sahabat Muhammad telah berkata: “Oh Nabi Allah, beberapa orang dari nenek moyang kita adalah tetangga-tetangga yang baik, mereka itu ramah terhadap saudara-saudara mereka, melepaskan tawanan, dan membayar hutang-hutang mereka. Bukankah sebaiknya kita memohonkan pengampunan untuk mereka? Muhammad menjawab “Ya demi Allah, aku akan memohonkan pengampunan untuk ayahku, sebagaimana Abraham memohonkan pengampunan untuk ayahnya.” Maka turunlah ayat berikut: “Bukan bagi nabi dan orang-orang beriman untuk memohonkan pengampunan bagi para penyembah berhala. Allah mengijinkan Abraham untuk mendoakan ayahnya karena janji yang pernah ia katakan padanya.”

Teks-teks Quran dan tradisi otentik secara konklusif mengklaim bahwa orang tua dan paman Muhammad adalah para politeis, dan berdasarkan kesaksian Muhammad, tempat bagi para politeis adalah neraka. Ketika Muhammad mencoba berdoa bagi pengampunan mereka, ia diperintahkan oleh Allah untuk berhenti melakukannya, bahkan ditegur dengan keras, sehingga hal itu membuatnya menangis.

Juga Anas melaporkan: Sesungguhnya seorang berkata: Utusan Allah, dimanakah ayahku? Ia menjawab: (Ia) ada di Neraka. Ketika ia berpaling, ia (Nabi Suci) memanggilnya dan berkata: Sesungguhnya ayahku dan ayahmu ada di Neraka.” Sahih Muslim1:398

Para sarjana Muslim setuju bahwa ayah Muhammad ada di neraka, karena mereka tidak dapat menyangkali teks Quran yang mengupas fakta ini. Mereka yang mengatakan bahwa Allah akan membangkitkan orang-orang yang telah mati itu kembali, supaya mereka dapat percaya kepadaNya, sesungguhnya telah tersesat. Pendapat seperti itu dianggap sebagai klenik. Kita akan bertanya bagaimana Tuhan dapat membangkitkan mereka kembali setelah Ia menegur Muhammad dan melarangnya untuk memohonkan pengampunan bagi orang tuanya? Apakah Allah akan melanggar keadilan, kekudusan dan kesempurnaanNya, dengan mengijinkan diriNya sendiri menjadi bagian atau tidak berbeda dengan ciptaanNya? Tidak, mustahil Allah melakukan hal itu!

Sebagai ringkasan, dapatkah seorang Muhammad menjadi Syafi (Pengantara keselamatan) bagi para Muslim yang selalu mendoakannya (shalawat Nabi), sedangkan dia sendiri tidak bisa menjadi Syafi bagi orang-tuanya sendiri, walau sudah memohon-mohon kepada Allah?

Berdasarkan kesaksian Quran, orangtua Muhammad ada di neraka. Nenek moyang Muhammad adalah pagan. Muhammad memeluk agama dari suku dan bangsanya. Ia hidup 40 tahun dalam paganisme, menyembah AL-LAT, Al-UZZA and MANAT. Bukti akan hal ini bisa kita temukan dalam Sura (Adh Dhuhaa/YANG DILARANG 93:7, 8):
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang salah jalan 
(sesat, erring, error, lihat Dawood, Arberry, Rodwell dll), lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.”….
   
Ayat-ayat ini memperlihatkan bahwa Muhammad sebelumnya memeluk iman dari masyarakat dan klannya. Berpaling dari Allah adalah dosa terbesar, dan orang yang melakukannya pantas dibuang ke neraka. Keputusan menentang orang-orang yang mempersekutukan Allah telah disebutkan sebelumnya.

Dalam buku Jamal 'Jawami (bagian 2), banyak kutipan mengenai agama Muhammad. Sebagai contoh, para sarjana berdebat diantara mereka mengenai apakah kepada Muhammad (dalam kaitan dengan kenabiannyad) dipercayakan hukum atau tidak. Beberapa sarjana menyangkalinya, sementara sebagian lagi menerima. Mereka yang menerima, saling tidak setuju diantara mereka mengenai tujuan dari hukum itu. Dikatakan bahwa kepada Muhammad telah dipercayakan hukum Nuh, bahwa ia akan memelihara imannya Nuh. Tetapi ada juga yang beranggapan bahwa ia akan mengikuti iman Abraham.

Sarjana lainnya berkata bahwa di sini Muhammad tengah berbicara mengenai iman Musa atau Yesus, dan sebagainya. Namun demikian, orang-orang ini tidak perlu mencoba untuk menyelesaikan masalah ini, karena Quran dengan jelas menyatakan apa yang ia simpan. Bahkan jika kita setuju bahwa Muhammad sedang berbicara mengenai iman dari salah seorang nabi-nabi sejati, kewajibannya adalah untuk mendesak para pengikutnya untuk mengikuti teladannya, sebab agama Musa dan Yesus adalah agama yang benar dan sempurna. Jadi sesungguhnya, tak ada perlunya mendirikan sebuah jalan yang baru atau agama yang baru seperti ISLAM. Baidawi berkata,”Mereka melihatmu mengembara tak menentu, jauh dari Pengetahuan akan Penghakiman dan hukum-hukum, sehingga mereka memberikanmu petunjuk dan mengajarimu melalui wahyu, inspirasi dan pengertian, untuk menilai dengan benar”. (Tafsir Baidawi tentang Surat Adh Dhuhaa 93:7)

BTemplates.com

FOLLOW US

Popular Posts